Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Diversifikasi Usaha, Indika Garap Terminal BBM hingga Kendaraan Listrik

INDY telah berkomitmen untuk mengucurkan investasi senilai US$500 juta hingga 5 tahun ke depan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan.
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid./Istimewa
Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indika Energy Tbk. segera memulai diversifikasi usahanya untuk mencapai target 50 persen dari total pendapatannya yang akan dikontribusikan dari bisnis nonbatu bara.

Presiden Direktur Indika Energy Arsjad Rasjid mengatakan emiten berkode saham INDY itu telah berkomitmen untuk meningkatkan pendapatan dari lini bisnis di luar batu bara tanpa harus meninggalkan bisnis emas hitam itu guna mencapai target 5 tahun ke depan.

"Portofolio diversifikasi usaha-usaha lain kita sudah masuk tambang emas, sudah masuk EBT, dan masuk terminal bahan bakan, teknologi digital, sampai dengan rencana untuk masuk ke EV [electric vehicle]. That's how Indika Energy untuk maju ke depannya," katanya dalam webinar yang digelar pada Senin (11/4/2021).

Dia menjelaskan Indika Energy telah mendirikan perusahaan PT Empat Mitra Indika Tenaga Surya (EMITS) sebagai diversifikasi portofolio bisnis, mencapai tujuan keberlanjutan, meningkatkan kinerja ESG, serta mendukung upaya pemerintah dalam mencapai target bauran EBT sebesar 23 persen pada 2025.

Arsjad mengatakan INDY telah berkomitmen untuk mengucurkan investasi senilai US$500 juta hingga 5 tahun ke depan untuk pengembangan energi baru dan terbarukan. Investasi itu nantinya juga akan disesuaikan dengan tren perkembangannya ke depan.

"Di sini bukan menutup, di sini kami selalu ingin ingin berkolobarasi, bagaimana kalau bisa join dan mengakselerasi lebih cepat," jelasnya.

Sementara itu dalam ekosistem kendaraan listrik, Arsjad menuturkan pihaknya telah membuat perusahaan baru yang akan fokus dalam bisnis tersebut yakni PT Electra Mobilitas Indonesia.

Arsjad mengatakan pihaknya akan berfokus pada kendaraan roda dua dalam ekosistem kendaraan listrik itu. Menurutnya, pengembangan kendaraan listrik di Indonesia dapat lebih kompetitif dibandingkan dengan negara lain. Di samping itu, pihaknya juga akan menyerap teknologi dari luar negeri yang akan didapat melalui akuisisi

"Kalau bicara cost, kalau baterainya akan ada di Indonesia tentu kita akan jadi kompetitif. Kita lihat teknologi di luar dan kita ambil lalu dikembangkan, jadi ada dua cara yaitu satu kita kembangkan sendiri dan kita ambil teknologi dari luar," jelasnya.

Tidak hanya itu, INDY membangun proyek pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di wilayah anak usahanya, PT Kideco Jaya Agung (Kideco), di Paser, Kalimantan Timur. Proyek itu menjadi percontohan untuk pengerjaan proyek-proyek lainnya di masa mendatang.

PLTS berkapasitas 409 Kilo Watt Peak (KWP) ini dipasang di lingkungan perumahan karyawan Kideco dengan menggunakan solar panel (fotovoltaik) sebanyak 999 unit yang terpasang di dasar dan atap rumah dengan menggunakan 3 inverter.

"Hal ini juga merupakan wujud kemampuan kami untuk membangun proyek PLTS dan berharap dapat mengembangkan lebih banyak proyek serupa ke depannya," ungkapnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper