Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meminta Pertamina untuk tetap mempertahankan kestabilan pasokan bahan bakar masyarakat dengan mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain, seperti dari produksi Kilang Cilacap.
Hal itu disampaikan Menteri ESDM Arifin Tasrif saat melakukan peninjauan ke Kilang RU VI Balongan, Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Sabtu (3/4/2021)
"Kami baru saja meninjau lokasi tangki yang eksplosif pada hari Senin, tanggal 29 Maret dini hari. Alhamdulillah api sudah bisa dipadamkan, sekarang sedang dalam tahap proses penyelesaian. Masih dilakukan tindakan pemadaman yang ofensif. Selain itu, juga dilakukan pendinginan terhadap minyak-minyak yang masih ada di dasar sehingga bisa diturunkan temperaturnya," ujar Arifin, dikutip dari siaran pers, Minggu (4/4/2021).
Investigasi penyebab terjadinya insiden masih terus dilakukan pihak internal dan eksternal dari Pertamina. Untuk menutupi kemungkinan terjadinya kekurangan pasokan bahan bakar bagi masyarakat akibat insiden ini, Arifin juga meminta Pertamina untuk mengoptimalkan kapasitas produksi kilang-kilang lain yang dimiliki Pertamina.
"Dengan terjadinya peristiwa ini akan mengoptimalkan kapasitas produk di kilang-kilang lain yang ada dengan memperhatikan standar keselamatan bekerja. Kita harapkan kebutuhan dalam negeri bisa dipenuhi dari Pertamina sendiri," kata Arifin.
Dia juga mengapresiasi langkah-langkah yang telah dilakukan sehingga insiden ini dapat ditangani dengan cepat dan tidak mengakibatkan kerusakan yang lebih parah lagi.
Hingga saat ini, Pertamina masih tetap melakukan pendinginan dan pengawasan di area tanki T-301, sambil memastikan tidak ada potensi api akan muncul lagi.
Sebelumnya, telah terjadi insiden di Kilang Pertamina Balongan yang menyebabkan terjadinya kebakaran pada tangki T-301G pada 29 Maret 2021, mulai sekitar pukul 00.45 dini hari. Kebakaran merembet ke tiga unit tangki lainnya sehingga total 4 unit tangki terbakar (T-301E, T-301F, T-301G, dan T-301H).
Pada saat kejadian tangki T-301E terisi 2.038 kl gasoline, tangki T-301G terisi 23.290 kl gasoline, sementara tangki T-301F dan T-301H kosong. Penyebab kebakaran belum diketahui secara pasti dan proses penyelidikan sedang dilakukan pihak internal dan eksternal dari Pertamina.
"Investigasi mengenai penyebab terjadinya insiden ini masih dilakukan, masih dalam proses investigasi, kita pendalaman yang lebih dalam, memang ada data-data informasi awal tetapi tidak bisa dijadikan justifikasi langsung. Kita butuh proses karena ada yang terlihat langsung ada yang tidak terlihat langsung," imbuh Arifin.
Mengenai ketersediaan stok untuk kebutuhan masyarakat, PT Pertamina (Persero) menegaskan tidak akan terjadi kelangkaan. Sebagaimana diutarakan Menteri ESDM, pasokan akan disediakan dengan mengoptimalkan produksi kilang-kilang Pertamina lainnya.
"Masyarakat tidak perlu panik, pasokan BBM dalam keadaan aman. Yang terbakar hanya storage, bukan kilang. Sehingga kilang sudah dapat mulai di start up dan selanjutnya dapat beroperasi secara normal. Balongan ini memasok ke Plumpang Jakarta dan Cikampek. Dan sampai sekarang pasokan dan distribusi aman," ujar VP Corporate Communication Pertamina Fauziah Usman.
Kilang Balongan merupakan salah satu kilang yang dimiliki PT Pertamina. Kilang dengan kapasitas pengolahan 125.000 bopd ini merupakan kilang dengan kompleksitas tertinggi di Indonesia (11,9 Nelson Index).
Kilang yang mulai beroperasi sejak 1994 ini mengolah 14 jenis crude domestik (87 persen input total) dan tiga jenis crude impor (13 persen input total). Produk yang dihasilkan kilang ini antara lain avtur, BBM (gasoline, diesel), LPG, petrokimia (propylene), dan produk samping lainnya.
Sebagian besar (82 persen) produk kilang Balongan disalurkan ke wilayah DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat, antara lain melalui Depot Plumpang dan Depot Cikampek.