Bisnis.com, JAKARTA — PT Pupuk Indonesia (Persero) bersama anak usahanya akan terus mengembangkan sejumlah proyek guna menambah kapasitas produksi pupuk nasional. Saat ini perseroan mencatat masih ada kekurangan kapasitas produksi pupuk nasional dalam memenuhi kebutuhan seluruh pelanggan, baik sektor pangan maupun pertanian.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman mengatakan bahwa salah satunya adalah rencana pembangunan pabrik Pusri 3B di Palembang serta proyek petrokimia di kawasan Bintuni, Papua.
“Pengembangan Kawasan Bintuni ini menjadi salah satu kontribusi perusahaan dalam pengembangan kawasan Indonesia timur oleh Pupuk Kaltim,” katanya melalui siaran pers, Minggu (4/4/2021).
Selain itu, Bakir menyebutkan bahwa Pupuk Indonesia harus membuktikan bahwa pupuk sebagai salah satu input pertanian sangat berperan dalam memajukan sektor pertanian nasional. Oleh karena itu, saat ini Pupuk Indonesia sedang gencar mendorong pengenalan produk-produk retail kepada petani.
Salah satu inisiatif yang dikenalkan oleh Pupuk Indonesia adalah Program Agro Solution. Program ini adalah pendampingan kepada petani baik secara on farm maupun off farm untuk memberikan jaminan input, kawalan budidaya, teknologi pertanian, jaminan pembelian hasil panen (off taker), dan asuransi.
"Program Agro Solution telah dijalankan oleh seluruh anak perusahaan," kata Bakir.
Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan produktivitas. Namun, menurut Bakir peningkatan produktivitas tentunya bukan semata-mata menjadi tugas utama Pupuk Indonesia karena harus melibatkan multi-stakeholder.
Hal itu yang menjadi salah satu konsep program Agro Solution, yaitu dengan melibatkan banyak pihak, termasuk perbankan, asuransi, offtaker BUMN maupun swasta, serta pemerintah daerah, dan petugas PPL.
Tema Agrosolusi Untuk Indonesia diusung dalam ulang tahun perseroan ke-9 ini juga menjadi komitmen perusahaan untuk menjadi lebih customer centric, mampu mengikuti trend teknologi serta memenuhi kebutuhan pelanggan.
“Ke depan kami akan memfokuskan program retail management, guna memperkenalkan produk-produk nonsubsidi kepada petani,” kata Bakir.