Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melaporkan bahwa Indonesia telah mengunci kesepakatan perdagangan dan investasi dengan nilai US$1,38 atau Rp20,04 triliun (kurs Rp14.524) dari China dalam lawatannya ke negara tersebut.
Kedua negara juga sepakat untuk memperkuat hubungan dagang dalam skema yang lebih kuat.
Lutfi menyebutkan kesepakatan dagang dan investasi tersebut berasal dari komitmen impor lima perusahaan China untuk produk sarang burung walet senilai US$1,13 miliar.
Terdapat pula rencana impor dan investasi untuk produk furnitur dengan nilai total sekitar US$200 juta. Investasi di Kalimantan Barat diperkirakan bisa menyerap sampai 3.000 pekerja.
“Setidaknya ada 5 perusahaan yang akan impor sarang burung walet dengan nilai US$1,1 miliar, begitu juga ekspor dan investasi produk furnitur dengan nilai sekitar US$200 juta yang mendatangkan 150 perusahaan di Kalimantan Barat dan memperkerjakan 3.000 pekerja. Jadi totalnya US$1,38 miliar,” kata Lutfi dalam konferensi pers virtual bersama Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir, Jumat (2/4/2021).
Selain kesepakatan dagang dan investasi, Lutfi mengatakan kedua negara sepakat untuk menjajaki kerja sama ekonomi yang lebih dalam dengan melakukan pembaruan dari skema bilateral economic and trade cooperation yang telah terjalin sejak 2011 menjadi trade and investment facility agreement (TIFA).
Indonesia dan China juga sepakat mengoptimalisasi kesepakatan yang telah terjalin seperti dalam skema Asean-China FTA dan Kemitraan Ekonomi Komperehensif Kawasan (RCEP).
Terdapat pula pembaruan target perdagangan untuk tiga tahun ke depan. Lutfi mengatakan kedua negara sepakat untuk meningkatkan nilai perdagangan, dari ekspor RI yang bernilai US$31 miliar pada 2020 menjadi US$100 miliar pada 2024.
“Target baru dalam tiga tahun ke depan, kita akan meningkatkan perdagangan kedua negara dari US$31 miliar menjadi US$100 miliar pada 2024,” kata Lutfi.
China merupakan mitra dagang terbesar RI dengan total perdagangan sebesar US$71,4 miliar pada 2020. Tahun lalu, nilai ekspor RI mencapai US$31,77 miliar atau naik dibandingkan dengan pada 2019 yang bernilai US$27,96 miliar. Indonesia tercatat masih mengalami defisit dagang dengan China sebesar US$7,85 miliar atau lebih rendah dibandingkan dengan defisit pada 2019 yang mencapai US$16,98 miliar.