Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Manufaktur RI Melesat ke Rekor Tertinggi, Sinyal Pemulihan?

Capaian indeks manufaktur ini merupakan data tertinggi sejak survei dimulai pada April 2011.
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers’ Index (PMI) yang dirilis IHS Markit melaju ke level tertinggi dalam 1 dekade terakhir pada Maret tahun ini.

PMI Manufaktur Indonesia dari IHS Markit tercatat di posisi 53,2 pada Maret, atau naik dari 50,9 pada bulan Februari. Angka ini merupakan data tertinggi sejak survei dimulai pada April 2011.

“Sektor manufaktur Indonesia mengakhiri triwulan pertama tahun ini di posisi tinggi. Perusahaan meningkatkan produksinya untuk menanggapi masuknya pesanan baru paling kuat dalam survei selama satu dekade,” kata Direktur Ekonomi di IHS Markit Andrew Harker, dilansir dari keterangan resminya, Kamis (1/4/2021). 

Indeks menunjukkan kenaikan solid pada kondisi bisnis yang melampaui puncak survei sebelumnya yang terlihat pada Juni dan Juli 2014.Tercatat rekor perbaikan pada pemulihan sektor berkat pertumbuhan permintaan baru dan output, keduanya naik pada kisaran terbesar dalam periode survei satu dekade sejauh ini.

Produksi naik selama 5 bulan berturut-turut, dengan panelis umumnya mengaitkan ekspansi terkini dengan kenaikan permintaan baru. Perusahaan yang mengalami kenaikan volume permintaan baru menyebutkan adanya penguatan permintaan klien.

Kenaikan tajam pada output dan pesanan baru memberikan tekanan pada kapasitas operasional pada Maret tahun ini. Penumpukan pekerjaan naik untuk pertama kalinya dalam 21 bulan sehingga perusahaan menghentikan pelepasan kerja, setelah penurunan ketenagakerjaan 12 bulan.

"Tanda-tanda tekanan pada kapasitas berarti bahwa ketenagakerjaan stabil pada bulan Maret, dan jika tren beban kerja bertahan positif, kita dapat mengharapkan pertumbuhan ketenagakerjaan langsung dalam waktu dekat,” jelasnya.

Namun demikian, pandemi Covid-19 terus memengaruhi bisnis ekspor. Pesanan ekspor baru menurun selama 16 bulan berturut-turut, meski pada laju lebih rendah sejak November lalu.

Perusahaan semakin percaya diri bahwa kenaikan output akan bertahan pada tahun mendatang dengan kepercayaan diri berbisnis mencapai posisi tertinggi 50 bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper