Bisnis.com, JAKARTA - Direktur Utama PT Sarana Multi Infrastruktur atau SMI (Persero) Edwin Syahruzad mengatakan bahwa instansinya berbeda dengan lembaga pengelola investasi, yaitu Indonesia Investment Authority (INA).
Meski keduanya sama-sama bersentuhan dengan proyek infrastruktur, PT SMI sejatinya fokus pada hal pembiayaan.
Biarpun secara prinsip berbeda, Edwin menegaskan SMI memungkinkan untuk bekerja sama dengan INA. Setidaknya, keduanya bisa berkolaborasi dalam daur ulang aset (asset recycling).
Asset recycling merupakan monetisasi aset milik negara termasuk badan usaha milik negara (BUMN). Tujuannya membiayai proyek infastruktur baru.
“Yang jelas kami dalam melakukan investasi penyertaan modal atau equity investor, kami poisisinya developer investor [investor pengembang]. Kami prefer [cenderung] masuk dari awal mengkapitalisasi knowledge dari sisi penyiapan proyek,” katanya melalui diskusi virtual, Rabu (31/3/2021).
Edwin menjelaskan bahwa SMI juga fokus pada proyek yang benar-benar baru (greenfield) seperti kolaborasi dengan para mitra sebelumnya. Setelah selesai, mereka diharapkan bisa keluar dan mencari pembangunan baru.
Baca Juga
Sementara itu, ada tiga hal potensi asset recycling antara SMI dengan INA. Untuk jangka pendek, INA bisa melakukan dalam bentuk co-investment platform.
Adapun, investasi ini maksudnya investasi langsung kepada proyek atau aset infrastruktur. Platform ini dapat dilakukan SMI dengan INA bersama investor institusional lainnya.
Untuk jangka panjang, skema yang bisa dilakukan dengan pembentukan pendanaan infrastruktur dalam bentuk private equity fund (pendanaan ekuitas privat). Artinya, SMI dan INA dapat menjadi sponsor, investor, atau manajer investasi bersama dalam pendanaan tersebut.
Terakhir, SMI menawarkan infrastructure expertise (keahlian infrastruktur) terutama dalam melakukan market intelligence (inteligensi pasar), deal sourcing (sumber kesepakatan), proses investasi, serta berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan yang relevan.
“Tapi dalam jangka pendek, kami tetap fokus pada co-investment dan memperkuat infrastructure expertise agar investasi yang kami lakukan juga dapat berbuah hasil dan juga memberi manfaat pada masyarakat dan ekonomi secara keseluruhan,” jelas Edwin.