Bisnis.com, JAKARTA - PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia Tbk. (GMFI) tengah menyusun studi kelayakan pembangunan fasilitas bengkel pesawat (maintenance repair overhaul/MRO) di kawasan Bandara Kertajati, Majalengka di Jawa Barat.
Hal itu menindaklanjuti rencana Kementerian Perhubungan dengan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil terkait dengan pengembangan bisnis non aeronautika yang tak hanya berfokus kepada kargo.
VP Corporate Secretary and Legal GMFI Fajar Rian sedang menjalin komunikasi dengan stakeholder terkait dan menyusun feasibility study agar pengembangan kawasan tersebut tepat sasaran dan sesuai dengan regulasi yang disyaratkan untuk pengembangan bisnis MRO.
"Jelas kami menyambut dengan baik wacana pemerintah untuk mendukung industri perawatan pesawat udara yang akan dikembangkan di wilayah Bandara Kertajati," ujarnya, Selasa (30/3/2021).
Di sis lain, Fajar juga menjelaskan sejumlah tantangan yang dihadapi ketika menjalankan bisnis MRO. Pertama yakni penyelenggara bisnis perawatan pesawat udara tersebut harus memenuhi sertifikasinya dahulu untuk beroperasi.
Sejauh ini, GMF sudah mengantongi sertifikasi dari FAA (Amerika), EASA (Eropa), DGCA (Indonesia) serta dari 25 negara lain. Selain itu, sejalan dengan komitmen untuk mulai melakukan ekspansi ke industri pertahanan, perusahaan juga telah mengantongi sertifikasi Approved Military Repair Station (Amars) dari Kementerian Pertahanan serta dari Dinas Keselamatan dan Kerja (Dislambangja) milik TNI AU.
Baca Juga
Anak usaha PT Garuda Indonesia Tbk. tersebut membidik pertumbuhan sekitar 20 persen dibandingkan dengan pada tahun sebelumnya dan optimis mencatatkan laba positif pada 2021. Namun tidak bisa dipungkiri saat ini pandemi juga akan masih mempengaruhi ekosistem aviasi.
"Di tengah kondisi tersebut kami menyambut baik rencana pemerintah untuk melakukan pemulihan sektor industri pariwisata tanah air dan tentunya kami akan sangat mendukung hal tersebut," ujarnya.
Untuk fokus utama GMFI pada tahun ini adalah mempertahankan kinerja positif dari segmen bisnis penerbangan komersial dengan menyempitkan sasaran pasar. Selain itu, perseroan juga akan terus melakukan penyerapan pasar untuk MRO industri pertahanan, Industrial Gas Turbine Engine (IGTE), serta private jet.