Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Filipina Bakal Cetak Angka Pengangguran Tertinggi di Asia Tahun Ini

Pemulihan negara ini akan tertinggal dari negara-negara lain di kawasan, menurut Bank Dunia. Filipina diperkirakan akan mencatatkan tingkat pengangguran tertinggi di Asia tahun ini, menurut survei Bloomberg.
Kawasan kumuh di Tondo, Manila, Filipina./Antara/Reuters
Kawasan kumuh di Tondo, Manila, Filipina./Antara/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Hampir seperempat karyawan Filipina menganggur sejak lockdown pertama kali diberlakukan Maret tahun lalu. Sayangnya, pekerja tersebut tetap menganggur atau tidak lagi mencari pekerjaan, bahkan ketika sebagian besar ekonomi di negara ini telah dibuka kembali.

Badan statistik setempat mencatat sekitar 75 persen dari 9,1 juta pekerja yang di-PHK telah menemukan pekerjaan, tetapi 1,2 juta masih menganggur. Satu juta lainnya tidak lagi bekerja pada bulan lalu, menurut data yang dirilis Selasa.

"Laporan pekerjaan Februari menunjukkan perbaikan berkelanjutan dalam ekonomi," kata manajer ekonomi negara itu dalam sebuah pernyataan. “Pembukaan kembali ekonomi secara bertahap memungkinkan lebih banyak orang untuk bergabung dengan angkatan kerja.”

Data menunjukkan dampak jangka panjang dari pembatasan pergerakan ketat yang pertama kali diberlakukan pada Maret 2020. Ibukota Filipina baru saja dikunci selama seminggu karena infeksi virus Corona di negara itu telah mencapai rekor baru.

Tingkat pengangguran naik menjadi 8,8 persen pada Februari dari 8,7 persen pada Januari karena lebih banyak orang mencari pekerjaan. Artinya, sebanyak 200.000 lebih orang Filipina menganggur di bulan Februari.

Pemulihan negara ini akan tertinggal dari negara-negara lain di kawasan, menurut Bank Dunia. Filipina diperkirakan akan mencatatkan tingkat pengangguran tertinggi di Asia tahun ini, menurut survei Bloomberg.

Tingkat pengangguran yang mencari lebih banyak jam kerja naik menjadi 18,2 persen pada Februari dari 16 persen pada bulan sebelumnya, setara dengan 1,3 juta lebih karyawan yang menganggur, menurut ahli statistik nasional dari Filipina Claire Dennis Mapa.

"Sebagian besar responden mengatakan jam kerja mereka dipotong karena kondisi bisnis yang buruk," kata Mapa dalam pengarahan yang disiarkan langsung.

Mapa menambahkan dampak penguncian baru di Manila dan daerah sekitarnya tidak akan terlihat sampai data April, karena survei bulan ini sudah selesai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper