Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina Gas dan badan usaha milik daerah PT Maluku Energy Abadi (Perseroda) menandatangani kesepakatan pemanfaatan gas untuk pembangkit listrik tenaga mesin gas.
Direktur Maluku Energy Abadi mengatakan bahwa pihaknya akan mengembangkan lini bisnis ke usaha hilir migas. Adapun kesepakatan dengan Pertagas disebut masih tahap awal yang nantinya dilanjutkan dengan kajian hingga nantinya masuk ke tahap komersialisasi.
Dalam pengembangan itu, pihaknya menargetkan pemanfaatan pasokan gas yang ada di Maluku untuk kebutuhan ketenagalistrikan dalam kurun waktu 5 tahun mendatang dengan potensi 550 megawatt (MW).
“Kami punya target sesuai dengan potensi gas yang ada di Pulau Seram itu bisa ekuivalen dengan 500 MW pada periode 2021—2025 itu target kami,” katanya dalam konferensi pers yang digelar pada Selasa (30/3/2021).
Dia memaparkan bahwa pada tahap awal terdapat potensi pemanfaatan gas dari pembangkit eksisting yang ada di Masohi sebesar 20 MW, Namlea sebesar 10 MW, Langgur 10 MW, dan Ambon sebesar 30 MW.
Menurut dia, pemanfaatan gas tahap awal akan digunakan untuk memasuk pembangkit listrik dengan total daya sebesar 70 MW yang akan direalisasikan paling lama tahun lalu.
“Potensi gas dari wilayah kerja Seram Non Bula, dari satu sumur itu kalau nanti berproduksi sekitar 15 MMscfd ekuivalen 70 MW,” ungkapnya.
Direktur Utama Pertagas Wiko Migantoro menjelaskan bahwa dalam kesepakatan ini, pihaknya akan terlebih dahulu melakukan studi kelayakan sebelum nantinya menyiapkan infrastruktur gas yang diperlukan.
Di samping itu, perlu adanya pengembangan industri yang nantinya akan menyerap gas sebelumnya gas tersebut disalurkan. Menurut dia, untuk di Maluku potensi pasarnya adalah industri kelistrikan, pabrik kayu lapis, dan pusat pemberlanjaan.
“Tahun ini FS [feasibility study] dulu. Kalau tadi sudah ter-connect, demand, sumber gas infranya apa. Tahun ini sebenarnya kita siap, tapi kita FS dulu jalankan,” jelasnya.