Bisnis.com, JAKARTA — Dalam membangun komitmen netralisasi karbon dalam sistem operasional perusahaan pada 2030 dan target untuk beralih dari energi batu bara, GE menekankan akselerasi penggunaan pembangkit listrik berbasis energi terbarukan dan gas. Cara tersebut dinilai merupakan cara yang paling efektif untuk mengurangi emisi karbon dalam waktu dekat.
Dalam laporan terbarunya berjudul 'Accelerated Growth of Renewables and Gas Power Can Rapidly Change the Trajectory on Climate Change' yang membahas komitmen dekarbonisasi, GE menyampaikan bahwa penggunaan salah satu sumber energi tersebut saja tidak cukup. Namun, jika digunakan secara bersamaan, sumber energi listrik tersebut dapat mendukung dekarbonisasi dengan kecepatan dan skala yang diperlukan untuk mencapai kondisi iklim yang substansial.
Selain itu, laporan ini menjelaskan beberapa jalur teknis bagi tenaga gas untuk mencapai jejak karbon yang lebih rendah melalui penggunaan bahan bakar rendah dan nol karbon, termasuk hidrogen, serta teknologi pemanfaatan dan sekuestrasi penangkapan karbon.
"Mengatasi perubahan iklim adalah prioritas global yang mendesak dan harus ditingkatkan untuk mempercepat kemajuan yang dimulai dari sekarang. Kami yakin tenaga gas dan sumber energi terbarukan memiliki peran yang kritis dan berarti dalam perkembangan global dengan peralihan batu bara ke gas. Upaya ini dilakukan dengan terus mengembangkan berbagai jalur untuk perwujudan teknologi gas karbon rendah ke nol karbon pada masa depan,” ujar Scott Strazik, CEO GE Gas Power, melalui siaran pers, Senin (29/3/2021).
Sebagai penyedia teknologi pembangkit listrik, GE menyediakan basis terpasang lebih dari 25 GW yang dihasilkan oleh turbin gas & uap, serta H-Technology pertama di negara ini. Teknologi GE setara dengan sekitar 26 persen dari total listrik yang terpasang di Indonesia.
Pemerintah berupaya untuk mengeluarkan peraturan baru guna mempercepat pengembangan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin. Namun, fokus utama PLN terdapat pada ekonomi, yaitu biaya terendah untuk pembangkit listrik yang saat ini adalah pembangkit berbahan bakar batu bara.
GE berkomitmen untuk mempromosikan GT (9HA) berefisiensi tinggi untuk menstabilkan jaringan listrik, aero fleksibel (dan EGT) untuk keseimbangan energi terbarukan yang terputus-putus di Indonesia, dan untuk mengadvokasi kebijakan energi bersih (gas dan terbarukan), pasar pendukung, dan skema pajak karbon untuk mempercepat pengembangan energi bersih.
Untuk memenuhi tujuan dan menyikapi permintaan listrik di seluruh dunia, laporan tersebut menjelaskan manfaat pembangkit berbahan bakar gas untuk mendukung dan mempercepat energi terbarukan antara lain, gas dapat diandalkan, terjangkau, dan tidak membutuhkan banyak lahan, serta pelengkap yang ideal untuk energi terbarukan; daya energi terbarukan memiliki jenis yang bervariasi.
Tenaga gas dapat dipindahkan, diandalkan, fleksibel, dan memiliki presentase ketersediaan yang tinggi yaitu 90 persen; dampak jangka pendek dari pengalihan batu bara ke gas menunjukkan efektivitas yang tinggi bagi banyak wilayah di seluruh dunia.