Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bio Farma Beberkan Harga Produksi Vaksin Sinovac, Murah atau Mahal?

Mengimpor vaksin dalam bentuk bahan baku, selain lebih murah, dalam proses pengolahannya juga memberikan keuntungan kepada produsen vial atau wadah penampung vaksin lokal. 
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac secara drive thru untuk lansia di kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/2021). /Antara
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 Sinovac secara drive thru untuk lansia di kawasan Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/3/2021). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA —PT Bio Farma (Persero) membeberkan harga beli vaksin Sinovac, baik dalam bentuk jadi maupun bahan baku. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir saat rapat dengan Komisi VI DPR, Senin (29/3/2021).

Dia menjelaskan bahwa saat pertama kali mendatangkan vaksin Sinovac dalam bentuk jadi, Bio Farma mendapatkan harga US$17 per dosis atau Rp245.863 dengan kurs Rp14.462. "Kita nego ada sekian dosis yang free, harga akhir US$13,3," kata Honesti. 

Adapun untuk vaksin Sinovac yang didatangkan dalam bentuk bahan baku, Bio Farma mendapatkan harga yang lebih murah. Honesti mengatakan vaksin yang datang dalam bentuk bahan baku dan kemudian diolah memiliki harga sekitar US$11 atau Rp159.088.

"Ada perbedaan US$3 [Rp43.387] per dosis," jelasnya. 

Oleh karena itu, Honesti mengatakan bahwa lebih efisien mendatangkan bahan baku vaksin Covid-19 dibandingkan dengan mengimpor vaksin jadi. Selain lebih murah, dalam proses pengolahannya juga memberikan keuntungan kepada produsen vial atau wadah penampung vaksin lokal. 

Sementara itu, saat ini Bio Farma memiliki 53,5 juta bulk vaksin covid-19 asal Sinovac yang telah tiba di Indonesia. Perseroan menargetkan selanjutnya 30 juta bahan baku vaksin corona Sinovac akan tiba pada April 2021 dalam tiga tahap pengiriman. 

Perseoan juga memiliki target untuk segera mengaktifkan satu fasilitas produksi lagi. Dengan demikian kemampuan produksi vaksin Covid-19 perseroan per bulan akan menjadi 25 juta dosis per April 2021 dari sebelumnya 10-12 juta dosis

"Karena ada 2 fasilitas produksi yang akan segera difungsikan. Terima kasih juga dalam ini kepada Badan POM karena untuk proses produksi yang kedua kami sudah mendapatkan sertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB)-nya minggu lalu," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khadafi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper