Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tak Ingin Terapkan Kebijakan Gas dan Rem, Sri Mulyani Ingatkan 2 Risiko Covid Ini

Meski pemerintah optimistis dengan pemulihan ekonomi yang terlihat dari momentumnya, semua masyarakat harus disiplin dengan protokol kesehatan. Dengan begitu, kebijakan gas dan rem tidak perlu dilakukan lagi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan rancangan APBN 2021 dalam konferensi pers virtual, Selasa (1/12/2020) / Foto: Kemenkeu RI

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa kondisi global sudah mulai membaik di tengah Covid-19.

Ini terlihat dari berbagai lembaga internasional yang berlomba-lomba memproyeksi pertumbuhan ekonomi jadi positif pada 2021 setelah tahun lalu realisasinya minus 3,4 persen. Kendati demikian, dia mengingatkan adanya risiko yang perlu diwaspadai.

Minggu ini, Jerman sudah kelakukan pembatasan kegiatan atau lockdown yang dibarengi dengan Francis dan Italia. Negara-negara tersebut saat ini berjuang dalam akses vaksin karena tertinggal dari Inggris maupun Amerika Serikat.

“Sehingga mereka mempertimbangkan untuk membuat undang-undang untuk mengurangi atau melarang vaksin keluar Eropa. Maka, saat Australia akan melakukan importasi [vaksin], dilarang untuk dikirim. Untung Indonesia boleh karena termasuk emerging country [negara berkembang],” katanya saat diskusi secara virtual, Kamis (25/3/2021).

Sri Mulyani menjelaskan bahwa negara-negara maju tengah melakukan proteksi. Oleh karena itu, Indonesia harus mewaspadai ketersediaan jumlah vaksin dan gelombang ketiga di Eropa.

Meski pemerintah optimistis dengan pemulihan ekonomi yang terlihat dari momentumnya, semua masyarakat harus disiplin dengan protokol kesehatan. Dengan begitu, kebijakan gas dan rem tidak perlu dilakukan lagi.

“Karena kalau naik jumlah Covid-19, Memaksa kita untuk rem persis seperti yang di Eropa saat ini. Supaya hal tersebut tidak terjadi di kita, terutama di triwulan II/2021 yang akselerasi akan terjadi,” jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu mengatakan bahwa memasuki kuartal I/2021 dan seterusnya, konsistensi perbaikan akan terus terjadi.

Melihat periode yang sama pada 2020 yang tumbuh 2,9 persen, tahun ini Kemenkeu perkirakan di kisaran minus 1 sampai minus 0,1 persen.

Melihat tren tersebut, pemulihan ekonomi secara tiga bulanan yang mengalami pertumbuhan bakal dirasakan masyarakat. Ini akan terus berlanjut pada kuartal selanjutnya.

“Kuartal II menjadi basis paling rendah di 2020. Sehingga tahun ini akan tumbuh sangat signifikan. hitung-hitungan kita terakhir, [triwulan II/2021] bisa di atas 7 persen secara year on year [tahunan],” katanya, Selasa (23/3/2021).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper