Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Upaya IPC Bantu Tekan Biaya Logistik Nasional

IPC telah mempersiapkan sejumlah upaya untuk membantu menurunkan biaya logistik nasional ke level 17 persen pada 2024.
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Suasana Terminal 3 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (12/1/2021). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

Bisnis.com, JAKARTA – PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau IPC yakin target penurunan biaya logistik nasional ke angka 17 persen pada 2024 masih bisa dipercepat melalui optimalisasi sistem digitalisasi di seluruh lini dan proses bisnis.

EVP Sekretaris Perusahaan ICP Ari Santoso telah menyiapkan beberapa kiat khusus untuk merealisasikan. Pertama, optimasi sistem digital di seluruh lini dan proses bisnis sebagai peningkatan kualitas layanan di pelabuhan untuk mendorong terciptanya rantai logistik yang efisien.

“Saat ini IPC tengah fokus melakukan digitalisasi melalui platform yang menjangkau seluruh proses logistik kepelabuhanan selama masa transisi pandemi Covid-19, yakni i-Hub yang akan menjadi single platform untuk seluruh layanan IPC,” ujarnya, Rabu (24/3/2021).

Platform ini, kata dia, diharapkan menjadi layanan one-stop service bagi pemilik barang, mulai dari pendaftaran, pemesanan, pengaduan, pembayaran hingga pelacakan barang secara daring. Selain itu juga bagi pengusaha trucking, pelayaran, depo dan lainnya, i-Hub kedepannya dapat menjadi single platform dari awal hingga akhir proses pelayanan kapal dan barang.

Sejauh ini, implementasi digitalisasi yang dilakukan IPC mencakup kegiatan di sisi laut maupun darat. Di sisi laut, IPC telah menerapkan aplikasi Vessel Management System (VMS), Vessel Traffic System (VTS), Automatic Identification System (AIS), dan Marine Operating System (MOS). Di sisi darat, IPC menerapkan aplikasi Terminal Operating System untuk Peti Kemas dan Non Peti Kemas (PK-TOS dan NPK-TOS), Auto-Tally, Auto-Gate, Delivery Order Online (DO Online), Integrated Container Freight Station (CFS), Tempat Penimbunan Sementara (TPS) Online, Truck Identity Database (TID), Integrated Billing System (IBS) yang meliputi e-registration, e-booking, e-tracking, e-payment, e-invoice, dan e-customer care.

Ke depannya, implementasi digitalisasi akan dijadikan standar dalam seluruh proses layanan kepelabuhanan di pelabuhan-pelabuhan yang dikelola oleh IPC. Menurutnya, jika semua pelayanan di seluruh pelabuhan bisa dilakukan secara digital dan terintegrasi, maka akan tercipta model bisnis baru di pelabuhan yang lebih cepat, lebih mudah, transparan dan diharapkan dapat menciptakan efisiensi biaya logistik.

Ari menuturkan guna mencapai target tersebut pada 2024, IPC telah menetapkan roadmap atau peta jalan perusahaan 2020-2024 yaitu Business Stabilization (2020), Synergy & Improvement (2021), Growth Through Integration (2022), Value Chain Expansion (2023), dan Value Chain Integration (2024).

Sejak tahun lalu, IPC tengah bersiap masuk menjadi bagian dari ekosistem logistik nasional atau National Logistic Ecosystem (NLE). Salah satunya melalui sinergi dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan Kementerian Perhubungan agar sistem yang digunakan IPC dapat terhubung dengan NLE. Terintegrasinya dengan sistem NLE, diharapkan kedepannya tidak ada repetisi biaya yang tidak perlu, dan lebih transparan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper