Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menilai keberadaan tol laut memang sangat membantu distribusi logistik terutama ke daerah-daerah yang selama ini tidak tersentuh oleh moda angkutan darat dan udara.
Namun, menurut Staf Ahli Kemenko Bidang Perekonomian Raden Edi Prio Pambudi, terdapat persoalan dasar yang membuat keberadaan tol laut tersebut kurang optimal, yakni terkait waktu. Contohnya, seringkali kapal yang datang membawa barang logistik ke suatu wilayah seperti kebutuhan dasar pokok kembali dengan keadaan kosong.
"Apakah memang tidak ada barang? Saya rasa mungkin enggak, tetapi karena memang timingnya enggak pas," katanya dalam webinar bertajuk Prospek Ekonomi dan Bisnis Logistik 2021, Rabu (24/3/2021).
Mengingat luasnya lautan di Indonesia dengan jarak antar wilayah yang sangat jauh, Edi menyarankan agar sistem tol laut dapat diubah terutama terkait dengan jadwal perjalanan kapal.
Menurutnya, sebaiknya tol laut tidak menggunakan pola looping, dimana pola pengiriman barang cenderung berulang tanpa memperhatikan jadwal panen atau ketersediaan komoditas di suatu daerah tujuan.
Dia bahkan menceritakan pengalamannya yang melihat sendiri ketika suatu daerah penghasil jagung yang sebenarnya bisa digunakan untuk pakan ternak di daerah lain yang misalnya penghasil ayam dan telur.
Baca Juga
"Tapi kemudian karena adanya tol laut, pengiriman ayam dan telur bisa cepat. Sayangnya begitu tiba di sana jagungnya belum siap [panen], akhirnya ini enggak sesuai [kapal balik dalam keadaan kosong]," ujarnya.