Bisnis.com, JAKARTA - Shipper Indonesia menilai salah satu hal yang menjadi tantangan dunia e-commerce adalah inefisiensi, baik berkaitan dengan pengelompokkan data-data transaksi maupun kurangnya infrastruktur pendukung logistik di beberapa daerah.
Menyikapi dua hal tersebut, Co-Founder & COO Shipper Budi Handoko mengatakan ada dua hal yang dilakukan Shipper Indonesia agar sektor logistik Tanah Air semakin maju.
"Pertama adalah semua data [transaksi] yang kita dapatkan itu kita jadikan suatu struktur yang terorganisir dan kita bisa melakukan estimasi-estimasi yang kita butuhkan untuk pengiriman barang ataupun pergudangan," ujarnya dalam diskusi daring, Selasa (23/3/2021).
Langkah kedua, lanjutnya, adalah sharing economy. Budi mengaku menggunakan skema ini dengan pihak lain khususnya pemilik aset untuk menggunakan aset-aset yang tidak dipakai.
Selain itu dalam industri logistik, dia juga mengatakan bahwa dibutuhkan inovasi baru terutama berkaitan dengan teknologi untuk mengurangi inefisiensi tersebut.
Adapun salah satu inovasi yang dimaksud adalah ShipperHack. Menurutnya, langkah ini dapat menjadi suatu solusi yang akan digunakan untuk mendapatkan hal yang efektif untuk diimplementasikan di gudang.
Baca Juga
"Misalnya, cara efektif untuk packing barang. Bagaimana caranya agar kita bisa melakukan pengambilan barang dengan waktu yang efisien atau cara kita menyimpan barang-barang agar kapasitas storage bisa maksimal. Jadi bagaimana caranya menyimpan barang dengan berbagai dimensi berbeda agar kita bisa taruh di tempat terbatas di suatu gudang," ujarnya.
Budi berharap, dengan segala cara dan inovasi yang dilakukan, Shipper dapat membantu memajukan sektor logistik Indonesia. Paling tidak, bisa berkontribusi langsung memberikan cost yang lebih murah kepada pengguna ataupun pelaku UMKM.