Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan proyek konstruksi Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera Selatan dijadwalkan akan rampung pada 3 Agustus 2023.
Direktur Perservasi Jalan dan Jembatan Wilayah I Kementerian PUPR Akhmad Cahyadi mencatat pengerjaan proyek perservasi Jalintim Sumatra Selatan mencakup enam ruas jalan dan dua unit pelaksana penimbangan kendaraan bermotor (UPPKB). Seperti diketahui, proyek tersebut akan dilakukan oleh perusahaan patungan antara PT Adhi Karya (Persero) dan PT Brantas Abipraya (Persero), yakni PT Jalintim Adhi Abipraya (JAA).
"PT JAA telah memperoleh konfirmasi pemenuhan syarat pencairan fasilitas pembiayaan pada 29 Januari 2021," katanya kepada Bisnis, Jumat (19/3/2021).
Adapun, enam ruas jalan yang akan dikerjakan PT JAA adalah Jl. Srijaya Raya (6,3 kilometer), Jl. Mayjen Yusuf Singadekane (5,2 kilometer), Jl. Letjen H. Alamsyah Rau Perwiranegara (3,15 kilometer), Jl. Sokarno-Hatta (8,32 kilometer), Jl. Akses Terminal Alang-Alang Lebar (4 kilometer), dan Jl. SUltan Mahmud Badarudin II (2,9 kilometer).
Selain itu, PT JAA juga akan memperbaiki 14 jembatan sepanjang 2,57 kilometer. Secara rinci, perseroan akan memperbaiki 8 jembatan sepanjang 156,9 meter di Jl. Srijaya Raya, 4 jembatan sepanjang 2,38 kilometer di Jl. Mayjen Yusuf Singadekane, dan 2 jembatan sepanjang 33,4 meter di Jl. Soekarno-Hatta.
Cahyadi meramalkan nilai investasi yang akan dibenamkan dalam proyek tersebut sekitar Rp916,4 miliar. Sementara itu, total masa konsesi yang akan diberikan pada PT JAA mencapai 15 tahun yang dibagi antara 3 tahun masa konstruksi dan 12 tahun masa layanan.
Cahyadi mendata nilai HPS availability payment (AP) proyek tersebut mencapai Rp260,9 miliar. Adapun, nilai AP yang ditawarkan PT JAA adalah Rp221.6 miliar.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. bersama dengan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah memberikan pembiayaan kepada PT Jalintim Adhi Abipraya senilai Rp664,76 miliar. Adapun, tenor kredit sindikasi tersebut adalah 10 tahun.
Dari total plafon pembiayaan sindikasi, porsi Bank Syariah Indonesia sebesar Rp248 miliar. Sedangkan untuk porsi pembiayaan PT Sarana Multi Infrastruktur dan Bank Panin Dubai Syariah masing-masing sebesar Rp248 miliar dan Rp148,76 miliar. Dalam pembiayaan sindikasi, Bank Syariah Indonesia berperan sebagai Mandated Lead Arranger, Agen Fasilitas, Agen Jaminan, dan Agen Escrow.
Di samping itu, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), special mission vehicle Kementerian Keuangan memberikan penjaminan pada proyek KPBU Preservasi Jalintim Sumatra Selatan. Financial Close Proyek KPBU AP Jalintim Sumsel dilakukan pada Senin (22/2/2021) yang disertai Penyerahan Surat Pemenang Lelang KPBU AP Jalintim Riau.