Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masih Awal Tahun, Ekspor Jinheung Capai US$1,39 Juta ke Korsel

Perusahaan berkomitmen untuk menambah investasi agar Indonesia tetap menjadi basis produksi untuk pasar dalam dan luar negeri.
Pengunjung melihat barang elektronik disalah satu toko elektronik di Makassar (Bisnis/Paulus Tandi Bone)
Pengunjung melihat barang elektronik disalah satu toko elektronik di Makassar (Bisnis/Paulus Tandi Bone)

Bisnis.com, JAKARTA — PT Jinheung Electric Indonesia melakukan ekspor produk peralatan listrik rumah tangga seperti miniature circuit breaker (MCB), power socket, dan switch ke Korea Selatan.

Presiden Direktur PT Jinheung Electric Indonesia Lee Ki Sou mengatakan langkah perseroan untuk meningkatkan pasar ekspor sudah sesuai dengan anjuran pemerintah dalam upaya berkontribusi memacu pertumbuhan ekonomi nasional di masa pandemi.

Tahun lalu, perseroan pun telah melakukan ekspor ke Korea dengan nilai US$5,68 juta. Adapun periode Januari-Februari 2021, Jinheung Electric mengapalkan produk peralatan listrik berupa MCB, power socket, dan switch ke Korea Selatan sebanyak 1,5 juta unit dengan nilai mencapai US$1,2 juta.

“Untuk Maret ini, kami kembali ekspor ke Korsel sebanyak tiga kontainer dengan jumlah produk 230.000 an unit senilai US$195.000-an,” kata Lee melalui siaran pers, Senin (15/3/2021).

Lee mengemukakan perseroan sedang mengakselerasi peningkatkan jumlah produksi di dalam negeri guna mendorong daya saing produk nasional.

Selain itu, Lee juga menyebut bahwa komitmen perusahaan untuk menambah investasi agar Indonesia tetap menjadi basis produksi untuk pasar dalam dan luar negeri.

Adapun sejak berdiri pada 2018, Jinheung Electric telah memproduksi berbagai peralatan listrik, antara lain pemutus sirkuit listrik (Electric MCCB), power socket, dan switch.

“Kapasitas produksi kami untuk produk power socket sebanyak 250.000 buah per bulan, switch 150.000 buah per bulan, dan MCB 150.000 buah per bulan,” sebut Lee.

Saat ini, perusahaan yang memiliki 250 karyawan tersebut sedang dalam proses sertifikasi tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dari Kemenperin. Dalam waktu dekat, perseroan pun akan membidik potensi pasar domestik.

"Untuk itu, salah satu langkah yang sudah dilakukan adalah dengan sertifikasi SNI produk-produk unggulan yang kami produksi,” ujar Lee.

Sementara itu, Kemenperin mencatat meski diterpa pandemi Covid-19, industri pengolahan mampu mencatatkan nilai ekspor sebesar US$131,13 miliar pada Januari-Desember 2020 atau naik 2,95 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja ini membuat neraca perdagangan sektor manufaktur sepanjang 2020 menjadi surplus US$14,17 miliar. Ekspor Indonesia ke Korea Selatan tercatat sebesar US$6,51 miliar pada 2020.

Sementara, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Korea Selatan periode Januari–November 2020 tercatat sebesar US$5,03 miliar. Korea Selatan adalah negara tujuan ekspor ke-8 bagi Indonesia pada 2019.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper