Bisnis.com, JAKARTA - Harga komoditas pangan global naik selama sembilan bulan berturut-turut hingga Februari 2021, dengan gula dan minyak nabati meningkat paling tinggi.
Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), indeks harga pangan, yang melacak perubahan harga komoditas pangan internasional secara bulanan, rata-rata mencapai 116,0 poin pada bulan lalu, 2,4 persen lebih tinggi dari Januari 2021.
Indeks harga gula FAO naik 6,4 persen dari Januari, karena penurunan produksi di negara-negara produsen utama bersama dengan permintaan impor yang kuat dari Asia memicu kekhawatiran yang terus berlanjut atas pasokan global yang lebih ketat. Harapan pemulihan produksi di Thailand dan panen besar di India mengurangi peningkatan tersebut.
Sementara itu, indeks harga minyak nabati FAO naik 6,2 persen, mencapai level tertinggi sejak April 2012. Harga minyak sawit, kedelai, minyak biji rape dan bunga matahari semuanya naik.
Indeks harga sereal atau biji-bijian rata-rata 1,2 persen lebih tinggi dari pada bulan Januari. Harga sorgum naik 17,4 persen pada bulan tersebut, didorong oleh permintaan yang kuat dari China. Harga jagung, gandum dan beras internasional stabil atau naik tipis.
Adapun indeks harga daging naik 0,6 persen, didorong oleh terbatasnya pasokan di daerah penghasil utama. Sebaliknya, kuotasi harga daging babi turun, didukung oleh berkurangnya pembelian oleh China di tengah kelebihan pasokan yang besar.
Baca Juga
Sementara itu, produksi gandum global pada 2021 kemungkinan akan meningkat dan mencapai rekor baru 780 juta ton.
"Peningkatan itu didukung ekspektasi rebound produksi di Uni Eropa yang mengimbangi prospek produksi yang terkena dampak cuaca di Rusia," kata FAO dalam laporannya dilansir Senin (8/3/2021).
Produksi biji-bijian dunia pada tahun lalu diperkirakan meningkat 1,9 persen menjadi 2.761 ton. Proyeksi baru FAO untuk 2020/2021 mencakup peningkatan tahunan 2,0 persen dalam pemanfaatan sereal global menjadi 2.666 juta ton dan pertumbuhan 5,5 persen dalam perdagangan sereal dunia menjadi 464 juta ton.
Adapun stok sereal global pada 2021 diperkirakan menyentuh 811 juta ton, menekan rasio stok untuk penggunaan menjadi 28,6 persen. Stok beras dan gandum dunia diperkirakan meningkat, sedangkan padi-padian kasar akan menurun. Prospek produksi awal untuk tahun 2021 secara luas menguntungkan tetapi kondisi seperti kekeringan di Afghanistan dan Madagaskar selatan menjadi perhatian yang muncul.