Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Bulan Pertama 2021, Ekspor China Naik Tajam. Ini Pemicu Utamanya!

Ekspor melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena melonjaknya permintaan global untuk peralatan medis dan perangkat untuk bekerja dari rumah.
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn
Pekerja berada di depan peti kemas yang ditumpuk di Pelabuhan Yangshan Deepwater, Shanghai, China, Senin (23/3/2020). Bloomberg/Qilai Shenn

Bisnis.com, JAKARTA - Ekspor China melonjak dalam dua bulan pertama tahun ini, mencerminkan permintaan global yang kuat untuk barang-barang manufaktur. Namun, angka-angka itu sebagian dipengaruhi oleh basis rendah pada 2020 ketika ekonomi mengalami lockdown.

Dilansir Bloomberg, Minggu (7/3/2021), data dari Administrasi Umum Kepabeanan menunjukkan ekspor dalam dolar melonjak 60,6 persen pada periode Januari-Februari dari tahun sebelumnya, jauh di atas perkiraan median 40 persen dalam survei ekonom Bloomberg. Pada periode yang sama tahun lalu, ekspor turun 17,4 persen.

Sementara itu, impor naik 22,2 persen dalam dua bulan pertama tahun ini dari tahun lalu, dibandingkan dengan kenaikan 16 persen yang diprediksi dalam survei. Surplus perdagangan mencapai US$103,25 miliar pada periode tersebut.

Dua bulan pertama biasanya tidak stabil untuk aktivitas ekonomi China karena libur Tahun Baru Imlek selama seminggu. Angka tahun ini bahkan lebih terdistorsi dibandingkan dengan 2020, ketika pabrik dan bisnis ditutup untuk menahan wabah virus Corona.

Ekspor melonjak dalam beberapa bulan terakhir karena melonjaknya permintaan global untuk peralatan medis dan perangkat untuk bekerja dari rumah. Kondisi ini membantu mendukung pemulihan cepat China dengan ekonominya menjadi satu-satunya yang berkembang besar pada 2020.

Badan bea cukai mengatakan data perdagangan yang kuat dalam dua bulan pertama tahun ini mencerminkan peningkatan permintaan di mitra dagang utama seperti AS dan Eropa, pemulihan domestik yang mendorong pertumbuhan impor, dan efek dasar dari penurunan tahun lalu.

Prospek perdagangan untuk setahun penuh akan bergantung pada pemulihan global dan nada hubungan antara China dan pemerintahan AS yang baru. Ekonom seperti Larry Hu dari Macquarie Group memprediksi moderasi dalam pertumbuhan ekspor China akhir tahun ini karena negara-negara maju mulai meningkatkan produksi.

Adapun, surplus perdagangan dengan AS mencapai US$51,3 miliar dalam dua bulan pertama tahun ini. Perdagangan dengan AS melonjak 81,3 persen dalam periode dari tahun sebelumnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper