Bisnis.com, JAKARTA - Vice President Asian Development Bank Bambang Susantono mengatakan dunia saat ini mengalami great reset yang disebabkan oleh krisis kesehatan akibat pandemi Covid-19.
Akibatnya, mobilitas orang-orang menjadi terhenti, tidak hanya di negara berkembang, tetapi juga di negara maju. Hal ini tercermin dari ekonomi global yang terkontraksi sebesar -3,5 persen pada 2020 lalu.
Meski demikian, Bambang mengatakan dampak dari great reset akan berbeda di antara negara maju maupun berkembang. Hal ini dikarenakan negara maju memiliki akses vaksin Covid-19 yang jauh lebih besar dibandingkan dengan negara berkembang.
Kondisi tersebut pun tengah menjadi sorotan di dunia. Dia mengatakan World Health Organization (WHO) sebelumnya juga telah mewanti-wanti akan terjadinya ketimpangan terkait dengan akses vaksin Covid-19.
“Great reset ini terjadi, tapi unequal karena orang yang divaksin dan alokasi vaksin yang didapatkan sekarang, negara maju mendapatkan posisi yang lebih menguntungkan,” kata Bambang dalam Webinar, Rabu (3/3/2021).
Dengan demikian, Bambang menjelaskan, nantinya negara maju akan berada dalam posisi yang sangat diuntungkan saat aktivitas orang-orang kembali berjalan normal seperti sebelum pandemi Covid-19.
Dia memperkirakan, pandemi Covid-19 masih akan berlangsung lama meski vaksinasi Covid-19 telah berlangsung di banyak negara. Bahkan menurutnya, pandemi Covid-19 akan menimbulkan luka yang dalam bagi sejumlah negara berkembang.
“Jadi kurva tidak akan berbentuk V, tapi seperti logo nike, kita lihat akan sangat krusial untuk beberapa negara untuk benar-benar mengelola debt suistanability untuk bisa tetap terjaga,” paparnya.