Bisnis.com, JAKARTA – Boeing (NYSE: BA) memproyeksikan maskapai penerbangan di Asia Tenggara akan memerlukan 4.400 pesawat terbang baru senilai US$700 miliar selama 20 tahun ke depan.
Boeing Vice President of Commercial Marketing Darren Hulst mengatakan berdasarkan data Commercial Market Outlook Boeing 2020, diperkirakan pertumbuhan pergerakan penumpang di Asia Tenggara tumbuh sebesar 5,7 persen setiap tahun sepanjang periode proyeksi mengingat maskapai penerbangan berbiaya rendah menawarkan layanan yang terjangkau dan kapasitas tambahan.
“Penggerak pertumbuhan fundamental Asia Tenggara tetap kuat. Dengan meningkatnya jumlah penduduk berpendapatan menengah dan pertumbuhan pengeluaran belanja pribadi, perekonomian kawasan ini telah tumbuh hingga 70 persen pada dekade terakhir, mendorong peningkatan tren perjalanan," katanya, Kamis (25/2/2021).
Darren menyebut berdasarkan estimasi Boeing, para operator penerbangan akan memerlukan lebih dari 3.500 pesawat terbang single-aisle di kawasan ini hingga 2039.
Menurutnya, pesawat seperti varian 737 ini akan terus menjadi penggerak pertumbuhan kapasitas penerbangan di kawasan ini di mana secara global penerbangan berbiaya rendah memiliki penetrasi pasar yang tertinggi.
Sementara itu, pesawat twin-aisle seperti pesawat 777X dan 787 Dreamliner akan tetap menjadi fondasi industri penerbangan di Asia Tenggara.
Baca Juga
"Pada 20 tahun ke depan, sekitar satu dari empat pesawat lorong ganda [twin aisle] akan dikirimkan ke kawasan Asia Pasifik dan sekitarnya yang diperuntukkan bagi maskapai yang beroperasi di Asia Tenggara," sebutnya.
Dia menambahkan jaringan penerbangan domestik dan regional yang luas di kawasan ini dapat menopang pemulihan industri ini pasca pandemi. Bahkan, pasar intra Asia Tenggara juga disebut akan menjadi yang terbesar kelima di dunia pada 2039.
"Secara umum, Boeing memperkirakan bahwa permintaan sebesar 760 pesawat berbadan lebar di kawasan ini akan terjadi hingga 2039, memungkinkan peremajaan yang lebih efisien dan pertumbuhan jaringan yang lebih luwes bagi para maskapai Asia Tenggara. Sedangkan armada pesawat lorong ganda Asia Tenggara diproyeksikan tumbuh sebesar 55 persen [780 pesawat berbadan lebar] hingga tahun 2039," tutur Darren.