Bisnis.com, JAKARTA – Booking Holdings Inc. melaporkan penjualan anjlok 63 persen pada kuartal IV/2020 akibat masih tingginya kasus Covid-19 dan lockdown di sejumlah negara.
Penjualan turun menjadi US$1,2 miliar dibandingkan periode yang sama sebelumnya. Jika dirinci, reservasi kamar per malam melorot 60 persen year-on-year dan pemesanan perjalanan bruto yang merefleksikan pemesanan semua layanan perjalanan tercatat turun 65 persen yoy.
“Industri perjalanan masih sangat menantang pada kuartal keempat 2020 hingga Januari 2021 sejalan dengan kasus Covid-19 yang masih tinggi dan pembatasan perjalanan,” kata Chief Executive Officer Booking.com Glenn Fogel, dikutip Bloomberg, Kamis (25/2/2021).
Booking yang memiliki merek perjalanan Priceline dan Kayak telah tertekan sangat dalam akibat pandemi Covid-19 yang membuat pembatasan perjalanan hampir di seluruh dunia.
Tak jauh berbeda, sejumlah rivalnya di industri perjalanan termasuk Expedia Group dan Airbnb Inc. juga bernasib sama.
Akibat tekanan dari pandemi, Booking harus melepas sejumlah karyawannya untuk memenimalisir kerugian yang diderita perusahaan.
Ketika permintaan di industri ini mulai naik pada musim panas, musim dingin dan gugur justru memperlihatkan adanya kenaikan kasus baru sehingga memacu adanya pembatasan perjalanan lanjutan.
Meski demikian, Fogel memprediksi adanya kenaikan permintaan perjalanan pada 2021.
“Kami melihat adanya indikasi awal adanya kenaikan reservasi di Eropa bagian barat, khususnya di Inggris dan Jerman,” ujarnya.
Sementara itu, analis Morningstar Inc. Dan Wasiolek mengatakan dengan adanya program vaksinasi massal yang dilakukan di sejumlah negara, investor mulai optimistis terhadap pemulihan industri perjalanan ke depan.
“Banyak optimisme terhadap [kenaikan] harga saham,” jelasnya.