Bisnis.com, JAKARTA – CapitaLand Ltd, pengembang terbesar yang berbasis di Singapura, membukukan rekor kerugian terbesar selama setahun pada 2020.
Kerugian sebesar Sin$1.57 miliar (US$1,2 miliar) adalah yang terbesar sejak 2001, ungkap Kepala Keuangan Andrew Lim CapitaLand. Biaya revaluasi dan penurunan nilai mencapai Sin$ 2,5 miliar.
Pengembang Singapura masih terhuyung-huyung akibat krisis yang dipicu pandemi Covid-19terutama aset perkantoran dan perhotelan.
Namun, Chief Executive Officer CapitaLand Lee Chee Koon memberikan nada optimis dengan mengatakan yang terburuk sudah berakhir karena infeksi Covid-19 menunjukkan tanda-tanda penurunan di pasar utama. “Kami sangat yakin,” kata Lee.
Dia selanjutnya menyebutkan bahwa CapitaLand fokus mengarah ke Singapura dan China, di mana perusahaan itu memiliki eksposur yang besar. "Kedua negara itu telah menangani krisis relatif jauh lebih baik daripada pasar lain," kata Lee.
Menurut catatan Bisnis.com, beberapa proyek properti CapitaLand di Indonesia di antaranya apartemen di Kebon Sirih dan kawasan Jalan Dr. Satrio, Jakarta.
Baca Juga
Ini merupakan tahun yang sulit bagi pengembang Singapura. Sewa kantor kelas utama di kawasan Raffles Place dan Marina Bay menurun sekitar 10 persen pada 2020, dan penghentian sewa lebih awal terus meningkat pada kuartal keempat.
Konsultan properti Knight Frank memperkirakan permintaan bersih baru yang lebih rendah untuk ruang kantor di Singapura mengingat beberapa perusahaan mengadopsi pendekatan kerja jarak jauh secara bergilir.
Citigroup Inc. dan Mizuho Financial Group Inc. termasuk di antara perusahaan finansial yang memangkas ruang kantor di negara kota itu, sebagian karena keberhasilan bekerja dari rumah.
DBS Group Holdings Ltd. dan United Overseas Bank Ltd., dua bank terbesar di Singapura, telah mengizinkan karyawan untuk bekerja dari jarak jauh secara permanen.