Bisnis.com, JAKARTA - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter melakukan sejumlah upaya untuk mencegah persebaran penumpang tak merata di KRL Jabodetabek, sehingga tetap mematui protokol kesehatan.
VP Corporate Communications KAI Commuter Anne Purba menegaskan telah melakukan sejumlah upaya agar tidak terjadi penumpukan penumpang baik di stasiun maupun dalam rangkaian kereta.
Dia mencontohkan, pada jam-jam sibuk petugas telah mengatur jumlah orang yang dapat masuk ke peron dan kereta dengan melakukan antrean penyekatan di stasiun dan membaginya dalam zona-zona antrean.
"KAI Commuter juga telah melengkapi seluruh stasiun maupun rangkaian kereta dengan marka-marka untuk pedoman posisi duduk maupun berdiri bagi pengguna," jelasnya kepada Bisnis.com, Minggu (21/2/2021).
Selain itu, demi mengupayakan terciptanya jarak aman antar pengguna KRL tersebut, Anne menyebut bahwa KAI Commuter telah menyiapkan 2.540 orang petugas pengamanan stasiun dan 1.248 orang petugas pengawalan kereta. Pun dengan ratusan personil TNI/Polri yang membantu mengawasi penerapan protokol kesehatan di masing-masing stasiun.
"Petugas juga senantiasa mendapatkan support dari jajaran manajemen yang setiap hari selama masa pandemi melakukan posko di stasiun," tambah dia.
Baca Juga
Lebih lanjut Anne menuturkan, untuk tahun ini, KAI Commuter terus melakukan perbaikan dan memaksimalkan penegakan protokol kesehatan di stasiun, salah satunya aturan menjaga jarak demi memutus penyebaran Covid-19.
Hal ini imbuhnya, tentu berbeda dengan 2020 di mana saat itu semua pihak masih mempelajari dan beradaptasi dengan tingkat penyebaran dan protokol kesehatan Covid-19.
Sebelumnya, berdasarkan hasil monitoring penerapan protokol kesehatan yang dilakukan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Ombudsman RI dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) pada 16–18 Februari 2021, ditemukan fakta bahwa mayoritas penumpang KRL cenderung mengisi gerbong 1 sampai 3 sehingga persebaran penumpang tidak merata.