Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pemilik Apartemen Didorong Manfaatkan Tren Staycation

Pemilik apartemen sewa disarankan meliring potensi pasar staycation di tengah kondisi bisnis properti yang tertekan pandemi Covid-19.
Kendaraan bermotor melintas di depan gedung apartemen di Jakarta./Bisnis/Dedi Gunawan
Kendaraan bermotor melintas di depan gedung apartemen di Jakarta./Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Tren staycation menjadi pendorong tingkat hunian apartemen sewa di tengah pandemi Covid-19, menurut Senior Advisor Research Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat.

Dia mengatakan pandemi dengan berbagai pembatasan interaksi dan pergerakan antar wilayah, baik lokal, regional atau pun internasional memberikan dampak perlambatan pada berbagai sektor ekonomi termasuk properti.

Apartemen sewa yang umumnya dihuni oleh para pekerja dari luar daerah atau luar negeri menjadi salah satu sektor yang terpukul.

Semester pertama 2020 sektor ini mengalami penurunan hingga 13,2 persen dari tahun sebelumnya. Sementara di semester kedua tahun 2020 kondisi ini cenderung berlanjut meski ada sedikit peningkatan sekitar 0,9 persen dari semester sebelumnya.

"Tingkat okupansi rerata apartemen sewa pada semester II 2020 tercatat hanya 60,7 persen, stagnan dari semester sebelumnya, namun turun 12 persen dibandingkan dengan okupansi pada periode semester II tahun 2019," ujarnya pada Kamis (18/2/2021).

Adapun pasokan apartemen meningkat 11 persen dari semester sebelumnya dikarenakan dua proyek baru yang masuk pada akhir 2020. Rerata harga sewa cenderung stagnan dari semester sebelumnya dan turun 10 persen hingga 18 persen dari semester II/2019.

Syarifah menuturkan sektor apartemen sewa ini sangat tergantung dengan kehadiran penyewa yang datang dari luar negeri atau ekspatriat. Pembatasan masuk bagi warga negara asing (WNA) sebagai langkah mencegah penyebaran Covid-19 ini berdampak pada okupansi.

Menurutnya, para pengelola apartemen sewa perlu perluasan target segmen dengan membidik para penyewa lokal. Dia mengemukakan ada permintaan potensial dari penyewa lokal yang umumnya butuh relaksasi pada akhir pekan ataupun long weekend yang tidak jauh dari wilayah tempat tinggal mereka (staycation).

Salah satu inovasi layanan yang dirilis adalah program staycation dengan paket promo untuk menginap dalam jangka pendek. Staycation dapat meningkatkan serapan atau kunjungan apartemen rental ini.

Namun, penawaran program staycation dari pengelola apartemen sewa menjadi tantangan tersendiri bagi sektor perhotelan. Pasalnya, meski sejumlah hotel juga telah menawarkan konsep serupa, apartemen sewa memiliki nilai tersendiri bagi konsumen/penyewa.

Hal itu mulai dari layanan yang didapatkan, harga yang lebih kompetitif dibandingkan hotel, hingga penyediaan spot kreatif yang diminati masyarakat.

"Masyarakat punya pilihan lebih (banyak) untuk menyesuaikan dengan budgetnya saat berminat untuk melakukan staycation," tuturnya.

Menurut Syarifah, berdasarkan diskusi dengan sejumlah pengelola apartemen sewa dan penelusuran rekam jejak pasar, terjadi peningkatan okupansi apartemen sewa hingga 20 persen hingga 30 persen di periode tertentu.

"Kisaran peningkatan sewa yang dilakukan tidak seperti pada kondisi normal, tetapi pada periode tertentu, misal akhir pekan atau libur panjang, peningkatan bisa mencapai 20 persen hingga 30 persen. Kami rasa tren ini cukup baik dalam upaya memperbaiki koreksi yang ada di sektor apartemen sewa," tuturnya.

Di tengah pandemi, beberapa pengelola apartemen sewa pun memberlakukan karantina mandiri dan hasil test PCR untuk tamu dari luar negeri.

Untuk menarik minat apartemen sewa, para pengelola juga memberikan promo berupa promo unit tertentu, free service charge pada periode tertentu, dan free upgrade unit. "Staycation menjadi promo yang tren saat ini," ucap Syarifah.

Country Head dari Knight Frank Indonesia Willson Kalip berpendapat perlu ada peluang membuka akses pekerja asing di antaranya menjadi stimulan untuk mendorong pertumbuhan tingkat hunian apartemen sewa.  "Diharapkan akselerasi implementasi regulasi Cipta Kerja menjadi salah satu akses untuk membuka peluang masuknya pekerja asing.”

Selain itu, seiring penanganan pandemi, diharapkan akses pelonggaran WNA dapat kembali dibuka ketika kurva pandemi melandai.

Dia menilai inovasi program dari pengelola apartemen, seperti staycation menjadi salah satu yang dapat ditawarkan untuk menangkap peluang masyarakat lokal yang penat berbulan-bulan di rumah saja, tentu dengan memastikan bahwa seluruh program memperhatikan arahan pemerintah terkait penanganan pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper