Bisnis.com, JAKARTA – PT Brantas Abipraya (Persero), salah satu BUMN karya, menyatakan akan mengikuti tender lima konstruksi bendungan baru pada tahun ini.
Manager Wasdal Divisi Operasi 2 Brantas Abipraya Djoko Men Utomo mengatakan partisipasi tender tersebut merupakan salah satu langkah perseroan untuk mendukung pembangunan nasional.
Seperti diketahui, secara total akan ada 48 konstruksi bendungan sepanjang 2021, adapun lima konstruksi bendungan baru akan dimulai pada tahun ini.
"Aktif berpartisipasi mengikuti tender dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini sebagai bentuk komitmen Brantas Abipraya untuk selalu hadir membangun infrastruktur Indonesia," ujarnya kepada Bisnis pada Selasa (16/2/2021).
Brantas Abipraya secara total akan berpartisipasi dalam pembangunan 16 bendungan sepanjang 2021. Dengan kata lain, sekitar 33 persen dari total bendungan nasional pada tahun ini dibangun oleh Brantas Abipraya.
Secara terperinci, bendungan yang akan dibangun Brantas Abipraya adalah Bendungan Cipanas, Keureuto, Ciawi, Semantik, Sidan, Beringin Sila, Bulango, Bintang Bano lanjutan, Budong-Budong, Tukul Lanjutan, Bendungan Bener paket 1 dan 4, Bagong, Sepaku Semoi, Kuningan, dan Bendungan Jragung.
Djoko menyatakan akan merampungkan enam konstruksi bendungan sepanjang 2021. Adapun, salah satu bendungan yang telah rampung adalah Bendungan Tukul.
Bendungan Tukul merupakan salah satu dari 65 bendungan yang bertujuan menambah jumlah tampungan dan pasokan air nasional. Bendungan itu diharapkan dapat meningkatkan produksi pertanian dan memudahkan penyediaan air bersih di Jawa Timur.
"Selain Bendungan Tukul, tahun ini Brantas Abipraya juga menargetkan lima bendungan lainnya selesai, yaitu Bendungan Tapin, Bendungan Kuningan, Bendungan Semantok, Bendungan Ciawi, dan Bendungan CIpanas," kata Djoko.
Sebelumnya, Direktur Bendungan dan Danau Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Airlangga Mardjono mencatat pendanaan bendungan yang berasal dari rupiah murni adalah Bendungan Mbay, Cibeet, Cijurey, Batu Lepek, sedangkan pendanaan konstruksi Bendungan Jenelata dari pinjaman luar negeri.
"Bendungan Jenelata itu [pendanaannya berasal dari] pinjaman dari China, kalau yang lainnya rupiah murni," ucapnya.
Konstruksi mayoritas bendungan baru akan dimulai pada semester II/2021. Adapun, pada semester I/2021 hanya akan ada satu bendungan baru yang akan dimulai dibangun, yakni Bendungan Mbay.
Di samping itu, Airlangga menyatakan juga akan memprioritaskan pembangunan beberapa bendungan dengan proses penyiapan lahan yang mudah.
Seperti diketahui, pembangunan Bendungan Mbay telah tertunda sekitar setahun karena harus melalui proses studi land acquisition and resettlement (LARAP). Secara singkat, LARAP adalah kegiatan pencarian pola aksi dalam pembebasan lahan, bangunan, tanaman, dan pemindahan penduduk dengan menggunakan pendekatan partisipasi.