Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah mengumumkan jajaran Dewan Pengawas dan Dewan Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA) pada Selasa (16/2/2021).
Menariknya, dua nama yang diumumkan oleh Presiden Jokowi diketahui merangkap jabatan strategis di Bank Pertama. Keduanya adalah CEO LPI Ridha DM Wirakusumah dan Dewas LPI Haryanto Sahari.
Ridha Wirakusumah adalah Direktur Utama Bank Permata dan tercatat pernah menjabat jabatan strategis di sejumlah perusahaan.
Dikutip dari laman resmi Bank Permata, dia pernah menjabat sebagai Managing Partner di DNB Consulting and Investments, Hong Kong (2014-2016), Anggota Dewan Komisaris PT Austindo Nusantara Jaya, Tbk. (2014-2016) hingga Anggota Dewan Komisaris Postcard and Tag, Hong Kong (2015-2016).
Ridha juga tercatat sebagai Anggota Dewan Komisaris PT Bayan Resources, Tbk. (2016), Direktur Utama PT Maybank Indonesia, Tbk. (2009-2011).
Selain itu, saat ini posisi penting lainnya yang pernah dijabat oleh Ridha antara lain Anggota Dewan Komisaris di PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk, Direktur di KKR, Hong Kong, President and CEO AIG Inc, Hong Kong, Banking Head Asia Pacific.
Baca Juga
Selain itu dia juga menjabat CEO Asia Pacific di General Electric Company, Head of Corporate Finance di Bankers Trust, Jakarta dan Vice President Corporate Banking Group Head di Citibank, Jakarta.
Sementara itu, Haryanto Sahari juga pernah tercatat menjadi Komite Audit Perseroan di Rumah Sakit Hermina pada 2018 - 2018. Saat ini dia menjabat sebagai Komisaris Independen Bank Permata sejak tahun 2017.
Haryanto juga menduduki jabatan strategis di sejumlah perusahaan. Dia adalah anggota Komite Audit PT Unilever Tbk dan Komisaris Utama PT Bukit Barisan Indah Prima sejak 2011.
Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari ini resmi memperkenalkan jajaran Dewan Pengawas dan Dewan Direktur Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau yang juga dikenal dengan sebutan Indonesia investment authority (INA).
"Saya perlu menegaskan Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia investment authority yang disingkat INA ini mempunyai posisi yang sangat strategis dalam percepatan pembangunan yang berkelanjutan," kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Jokowi mengatakan INA bertugas untuk meningkatkan dan mengoptimalkan nilai aset negara secara jangka panjang dan menyediakan alternatif pembiayaan bagi pembangunan nasional yang berkelanjutan.
"Melalui keberadaan INA kita akan mengurangi kesenjangan kemampuan pendanaan domestik dengan kebutuhan pembiayaan pembangunan. INA akan menjadi trust strategis bagi para investor baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri agar tersedia pembiayaan yang cukup bagi program pembangunan khususnya program pembangunan infrastruktur nasional," ujarnya.