Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Badan Pelabuhan Indonesia (Abupi) menilai pertumbuhan sektor kepelabuhan pada 2021 masih sangat bergantung pada kondisi pandemi Covid-19.
Ketua Umum Abupi Aulia Febrial Fatwa menyebut bahwa bila kondisi pandemi tak kunjung membaik hingga melewati kuartal II/2021, dapat dipastikan akan berdampak terhadap industri kepelabuhan hingga akhir tahun.
"Namun, untuk BUP [Badan Usaha Pelabuhan] swasta, masih dapat bertahan karena rata-rata arus kargo domestik yang menjadi trigger-nya," kata Aulia kepada Bisnis, Sabtu (13/2/2021).
Khusus untuk swasta, Aulia optimistis pertumbuhan ekonomi akan tetap ada walau bukan dikarenakan adanya perbaikan ekonomi, melainkan karena upaya BUP untuk saling berkompetisi di tengah pandemi.
"Pertumbuhan akan terjadi akibat kompetisi antar-BUP pelabuhan swasta untuk tetap bisa mempertahankan kondisi bisnis yang terimbas pandemi," ungkapnya.
Lebih lanjut, dia memaparkan sejumlah strategi yang dapat dilakukan swasta di Tahun Kerbau Logam ini, di antaranya mempertahankan service level agar pengguna jasa tidak berpindah antar-BUP pelabuhan swasta, memperkuat arus kas agar tetap punya kas yang likuid, serta menurunkan sedikit kontribusi margin bisnis. "Namun, harus dibarengi dengan arus penerimaan yang lancar," imbuhnya.
Baca Juga
Tahun Baru Imlek selalu dikaitkan dengan keberuntungan dan kemakmuran. Pakar feng shui Suhu Yo menilai secara umum tahun ini akan menjadi tahun yang dilingkupi lebih banyak pengharapan bila dibandingkan dengan 2020.
Menurutnya, saham yang berkaitan dengan elemen logam menjadi yang paling cuan tahun ini, seperti saham perusahaan yang memiliki bisnis emas, timah, nikel, besi, konstruksi, kesehatan dan obat-obatan, serta perbankan.
Selain bisnis yang mengandung unsur logam, bisnis yang berkaitan dengan unsur tanah seperti bisnis hasil bumi, pertanian, perkebunan, juga bisnis pertambangan seperti batu bara juga akan ikut cuan mengingat logam berasal dari tanah.
Sebaliknya, pada Tahun Kerbau Logam ini bisnis yang berkaitan dengan elemen air akan cenderung lesu seperti bisnis minuman, hasil laut, kapal laut, dan penerbangan. Begitu pula dengan yang berelemen api seperti bisnis kuliner.