Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investigasi Awal Sriwijaya Air SJ-182, Kondisi di Kokpit Belum Terjawab

Kondisi di dalam kokpit saat pesawat Sriwijaya Air SJ-182 mengalami anomali pada sistem autothrottle perlu diselidiki kembali oleh KNKT.
Sejumlah penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke atas KRI Rigel-933 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021)./Antara-M Risyal Hidayat
Sejumlah penyelam TNI AL menarik puing yang diduga turbin dari pesawat Sriwijaya Air SJ 182 ke atas KRI Rigel-933 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (11/1/2021)./Antara-M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerhati penerbangan menilai laporan awal investigasi Sriwijaya Air SJ-182 yang dirilis oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyisakan pertanyaan yang perlu dijawab, khususnya mengenai kondisi di dalam kokpit.

Pemerhati penerbangan dari Jaringan Penerbangan Indonesia (Japri) Gerry Soedjatman menuturkan sejumlah poin penting yang menjadi kunci untuk membongkar misteri pesawat dengan registrasi PK-CLC yang hilang kontak sebelum akhirnya jatuh tersebut.

Pertama, KNKT telah mengatakan kalau anomali yang dialami sistem autothrottle atau tuas pengatur tenaga mesin belum bisa diartikan sebagai kondisi malfungsi. KNKT menyebutkan mungkin ada gejala di autothrottle tetapi juga kerusakan ada di tempat lain, karena ada 13 parameter yang berhubungan dengan sistem pengatur kecepatan tersebut.

Kendati terjadi perubahan, kata Gerry, seharusnya autothrottle tidak mempengaruhi penerbangan Sriwijaya Air saat itu. Secara logika apabila salah satu mesin mati pun pesawat masih bisa terbang.

“Memang ada yang KNKT sampaikan yang menjadi poin penting. Mestinya [autothrottle] tidak bikin pesawatnya jatuh. Kok bisa? Terlebih juga kenapa cockpit voice recorder [CVR] menjadi penting,” ujarnya, Jumat (12/2/2021).

Tak hanya itu, Gerry menilai setelah adanya sejumlah indikator terkait dengan autothrottle, memang masih harus menyelidiki kondisi yang terjadi pada kokpit. Terutama sejumlah hal yang perlu diketahui mendalam dimulai dari saat tuas kiri yang bergerak mundur secara perlahan.

“Saat itu krunya melihat tidak itu tuas throttle yang kiri mundur secara perlahan. Jika ternyata mereka melihat reaksi mereka gimana? Kalau ternyata tidak tahu, kita juga harus tau kenapa, dan apakah mereka sedang sibuk mengerjakan prosedur yang lain,” imbuhnya.

Adapun, KNKT juga sempat menjelaskan dari data penerbangan flight data recorder (FDR) dapat diketahui bahwa sistem autothrottle pada bagian kiri pesawat bergerak mundur pada saat detik-detik terakhir sebelum pesawat jatuh. Namun, dia belum dapat memastikan apakah kerusakan terjadi di bagian kiri tersebut.

Perangkat kotak hitam berupa rekaman percakapan dalam kokpit atau CVR memegang peranan penting untuk membuktikan secara ilmiah penyebab jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengatakan tak bisa membayangkan kalau CVR tidak ditemukan. Tanpa adanya CVR menjadi hal yang menyedihkan karena badan investigasi keselamatan tak bisa memberikan kesimpulan yang ilmiah.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper