Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kekurangan Chip Global Meluas dari Mobil Hingga Ponsel

Pandemi Covid-19 dan ledakan generasi baru smartphone yang siap dengan 5G, seperti iPhone 12 memperburuk kekurangan kapasitas chip sehingga mengganggu seluruh industri konsumen.
Perusahaan penyuplai chip Mellanox Technologies/wikipedia
Perusahaan penyuplai chip Mellanox Technologies/wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA - Kekurangan chip global kini meluas dan mempengaruhi produksi barang-barang mulai dari mobil, telepon genggam, hingga televisi.

Kondisi ini diperkirakan akan merugikan US$61 miliar dari penjualan mobil saja, tetapi pukulan ke industri elektronik bisa jauh lebih besar.

Pekan ini, Cristiano Amon, Kepala Pembuat Chip Seluler di Qualcomm Inc. mengatakan telah terjadi kekurangan chip di seluruh sektor, menandai ketergantungan industri pada hanya segelintir pemain di Asia.

Amon bergabung dengan para pemimpin industri yang terus memperingatkan dalam beberapa minggu terakhir bahwa mereka tidak bisa mendapatkan cukup chip untuk membuat produk.

Produsen mobil tampak dalam kesulitan dan telah mendorong pemerintah Amerika Serikat dan Jerman untuk membantu. General Motors Co., misalnya, bulan ini terpaksa menghentikan 3 pabrik di Amerika Utara. Tak jauh berbeda, Ford Motor Co telah bersiap untuk penurunan 20 persen produksi dalam waktu dekat.

Namun, kalangan industri menekankan pandemi Covid-19 dan ledakan generasi baru smartphone yang siap dengan 5G, seperti iPhone 12 memperburuk kekurangan kapasitas yang mengganggu seluruh industri konsumen.

Apple, pelanggan utama Qualcomm, mengatakan baru-baru ini bahwa penjualan beberapa iPhone dibatasi oleh kekurangan komponen. Pemasok chip seperti NXP Semiconductors NV dan Infineon Technologies AG Eropa menunjukkan bahwa kendala tidak lagi terbatas pada mobil.

Sebaliknya, Sony Corp mengatakan bahwa mereka mungkin tidak dapat memenuhi sepenuhnya permintaan untuk konsol gim barunya pada 2021 karena kemacetan produksi.

"Pandemi virus, jarak sosial di pabrik, dan meningkatnya persaingan dari tablet, laptop, dan mobil listrik menyebabkan beberapa kondisi terberat untuk pasokan komponen ponsel pintar dalam beberapa tahun," kata Neil Mawston, seorang analis di Strategy Analytics, dilansir Bloomberg, Senin (8/2/2021).

Dia memperkirakan harga komponen utama ponsel cerdas termasuk chipset dan layar telah meningkat sebanyak 15 persen dalam 3-6 bulan terakhir.

Taiwan dengan perusahaan produsen chip terbesarnya, Taiwan Semiconductor Manufacturing Co. (TSMC) berada di jantung krisis ini. TSMC diketahui merupakan pemasok chip bagi raksasa teknologi dan otomotif dunia.

Pada Jumat pekan lalu, Qualcomm dan Corning Inc. bergabung dengan pejabat administrasi Biden untuk membahas krisis ini dengan produsen dari Taiwan termasuk TSMC.

Menteri Urusan Ekonomi Taiwan Wang Mei-Hua mengatakan kedua belah pihak berulang kali menekankan saling ketergantungan mereka. Kehadiran beberapa pejabat senior AS dan Asosiasi Industri Semikonduktor yang mewakili pembuat chip terbesar Amerika menegaskan urgensi situasi tersebut.

Krisis saat ini bersumber dari beberapa faktor pada tahun lalu. Seperti kebanyakan perancang chip di planet ini, Qualcomm mengalihdayakan produksi ke perusahaan-perusahaan Asia, yang utamanya adalah TSMC dan Samsung Electronics Co. Kedua produsen itu semakin menjadi satu-satunya jalan untuk memproduksi semikonduktor tercanggih.

Namun, kapasitas mereka membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk direncanakan dan miliaran dolar untuk dibangun bersama-sama dengan rantai distribusi.

Eksekutif industri juga menyalahkan penimbunan yang berlebihan, yang dimulai selama musim panas ketika Huawei Technologies Co. mulai menimbun komponen untuk memastikan kelangsungan hidupnya dari sanksi AS yang melumpuhkan.

Dipimpin oleh Huawei, impor semua jenis chip China naik menjadi hampir US$380 miliar pada 2020.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper