Bisnis.com, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati merombak jajaran eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak atau DJP. Ada nama baru, sebagian adalah nama lawas yang memang dikenal dekat dengan Dirjen Pajak Suryo Utomo.
Salah satu pejabat yang dirotasi Sri Mulyani adalah Hestu Yoga Saksama. Dia lama dikenal sebagai juru bicara DJP alias Direktur Penyuluhan Pelayanan dan Hubungan Masyarakat (P2 Humas). Jabatan yang diembannya lebih dari 4 tahun. Cukup lama memang.
Pria yang kerap disapa Yoga itu saat ini dilantik menjadi Direktur Peraturan Perpajakan I menggantikan Arif Yanuar. Sementara, Arif Yanuar ditunjuk sebagai Kepala Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar atau Large Tax Office (LTO).
Arif akan bertanggung jawab atas wajib pajak (WP) yang punya reputasi cukup mentereng. Pasalnya di Kanwil LTO, terdapat nama-nama perusahaan besar dan para taipan yang notabene memiliki jaringan bisnis yang cukup berpengaruh di dunia bisnis Indonesia.
Sementara Kakanwil LTO sebelummya yakni Mekar Satria Utama dilantik menjadi Direktur Perpajakan Internasional. Mekar menggantikan John Hutagaol yang terpental menjadi Kakanwil DJP Jawa Timur 1.
Menariknya, Sri Mulyani menggeser posisi Edi Slamet Irianto, dari semula Kakanwil DJP Jakarta Selatan II yang berkantor di kompleks kantor pusat DJP ke Kanwil DJP Jakarta Utara yang berada di sekitar Jakarta Utara.
Edi Slamet cukup banyak diperhitungkan di internal otoritas pajak. Namanya selalu disebut setiap kali terjadi suksesi Dirjen Pajak. Edi juga dikenal sebagai pejabat yang memiliki kedekatan dengan mantan Dirjen Pajak era Megawati dan SBY.
Daftar jabatan terbaru pejabat Dirjen Pajak. /Bisnis.com
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik sejumlah pejabat baru di lingkungan Kementerian Keuangan. Di internal otoritas pajak, jumlah pejabat yang dirotasi atau dilantik sebanyak 32 pejabat.
Sri Mulyani berharap seluruh pejabat yang dilantik agar dapat menjalin kerja sama yang lebih erat, meningkatkan sinergi, dan kolaborasi antar unit dalam mendesain sebuah kebijakan sehingga melahirkan kebijakan yang utuh dan komprehensif.
“Tugas yang tidak ringan sudah menunggu. Penerimaan negara kita merupakan salah satu titik yang sangat strategis dan penting untuk kita amankan dan kita tingkatkan dalam kondisi Covid-19 di mana perekonomian mengalami tekanan yang begitu berat kita tahu bahwa penerimaan negara pasti sangat terpengaruh secara grafik,” jelasnya.