Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Angkutan Darat (Organda) menilai pergerakan masyarakat merupakan kunci utama untuk kembali memulihkan sektor transportasi yang terpukul akibat pandemi Covid-19.
Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Organda Ateng Haryono menanggapi hasil rilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat sektor transportasi dan pergudangan memberikan kontribusi paling besar terhadap penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020, yakni -0,64 persen dengan laju pertumbuhan terkontraksi sebesar -15,04 persen.
"Kata kuncinya cuma satu, pergerakan," ujarnya kepada Bisnis.com, Jumat (5/2/2021).
Ateng menjelaskan, melemahnya sektor transportasi diakibatkan adanya pembatasan pergerakan masyarakat oleh pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
"Jadi kan kalau kita lihat dari Maret [2020], kan pergerakan di-hold sama sekali, diatur sama sekali bahkan sampai Juni nggak boleh bergerak. Ada PSBB yang ketat sekali," jelasnya.
Dengan kata lain dia menyebut jika ingin kembali menggalakkan sektor transportasi, maka pemerintah harus mampu mengatur sedemikian rupa terkait pergerakan masyarakat di tengah pandemi. Di satu sisi mengatur supaya tidak banyak pergerakan dengan PSBB atau PPKM, di sisi lain terus melakukan upaya penyembuhan atau minimal peningkatan daya tahan masyarakat dengan vaksinasi.
Baca Juga
"Nah ini kan yang di-challenge adalah vaksinasinya. Sejauh mana logistik vaksin itu betul-betul bisa mencukupi dan benar-benar sesuai skenario, sehingga kalau ini [vaksinasi] lebih cepat terjadi, pergerakan akan lumayan meningkat tanpa [orang] ragu-ragu untuk bepergian," tuturnya.
Lebih lanjut, dari semua sektor, Ateng menilai angkutan pariwisata menjadi yang paling terdampak karena tidak bisa bergerak sama sekali mengingat banyaknya penutupan lokasi wisata. Meskipun sudah kembali dibuka imbuhnya, tetap saja segala persyaratan yang ada memberatkan masyarakat untuk bepergian.