Bisnis.com, JAKARTA - Proyeksi sektor transportasi dan pergudangan pada 2021 dinilai bergantung pada upaya penanganan pandemi Covid-19 kendati mobilitas masyarakat diprediksi belum kembali normal.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan perbaikan proyeksi ekonomi di 2021 khususnya sektor transportasi adalah tergantung dari bagaimana penanganan pandemi Covid-19, terutama menurunkan kasus harian sekaligus melakukan percepatan distribusi vaksin.
"Kini di kuartal I/2021 mobilitas penduduk kembali turun," kata Bhima kepada Bisnis.com, Jumat (5/2/2021).
Dia menambahkan berdasarkan data Google Mobilty per 31 Januari 2021, diketahui bahwa tren mobilitas untuk tempat-tempat seperti restoran, kafe, pusat perbelanjaan, taman hiburan, museum, perpustakaan, dan bioskop tercatat minus 24 persen.
Menurutnya, yang terpenting masyarakat percaya diri dan berani kembali beraktivitas di luar rumah ketika intensitas pandemi sudah turun, sehingga secara organik sektor transportasi kembali bergeliat.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor transportasi dan pergudangan memberikan kontribusi paling besar terhadap penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) 2020, yakni minus 0,64 persen dengan laju pertumbuhan minus 15,04 persen.
Baca Juga
Di sisi lain, data BPS tersebut menunjukkan perbandingan pertumbuhan kuartal IV/2020 secara year on year lebih baik dari kuartal III/2020 dengan periode yang sama, yakni minus 13,42 persen dari sebelumnya minus 16,71 persen.
"Waktu itu [kuartal IV/2020] ada optimisme soal vaksinasi," ujarnya.
Menurut Bhima, upaya vaksinasi yang tengah digalakkan pemerintah memang sempat meningkatkan kembali pergerakan atau mobilitas masyarakat, sehingga turut berdampak terhadap laju pertumbuhan di kuartal IV tersebut.