Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Masih Resesi, Kemenkeu Klaim Pemulihan Ekonomi Tepat Jalur

Arah pemulihan ini akan didorong lebih cepat ke depannya, terutama dengan mulai berjalannya vaksinasi secara terukur dan terencana dengan baik.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacariburn
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacariburn

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Keuangan menilai kinerja perekonomian Indonesia terus menunjukkan arah pemulihan dan sudah berjalan pada jalur yang tepat (on-track).

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menegaskan menegaskan arah pemulihan ini akan didorong lebih cepat ke depannya, terutama dengan mulai berjalannya vaksinasi secara terukur dan terencana dengan baik.

"Dukungan kebijakan fiskal yang telah terjadi secara kuat di 2020 akan tetap dilanjutkan dan tetap bersifat countercyclical di 2021. Ini tercermin pada
angka defisit 5,7 persen terhadap PDB dalam APBN 2021," ujar Febrio dalam siaran pers, Jumat (5/2/2021).

Dia melanjutkan pemerintah juga akan tetap fokus melakukan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di 2021 baik untuk dukungan terhadap rumah tangga maupun sektor usaha, khususnya UMKM.

"APBN 2021 terus diarahkan untuk mendorong pemulihan ekonomi Indonesia namun tetap konsolidatif dengan defisit 5,7 persen terhadap PDB," ujarnya.

Program PEN terus dilanjutkan untuk memastikan penanganan Covid-19 terus berjalan secara efektif, menjaga daya beli masyarakat, serta menstimulasi pemulihan dunia usaha.

Febrio juga menekankan Kementerian Keuangan bersama dengan Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga terus melakukan koordinasi secara erat untuk memastikan bahwa proses pemulihan ekonomi nasional didukung oleh kebijakan yang kondusif, terpadu dan efektif.

Kebijakan fiskal baik dalam bentuk insentif fiskal dan belanja negara, kebijakan moneter, makroprudensial, sistem pembayaran, kebijakan makroprudensial sektor keuangan, dan kebijakan penjaminan simpanan secara terpadu diarahkan selaras dengan reformasi struktural yang terus dilakukan.

Koordinasi dan sinergi kebijakan terpadu dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi sangat dibutuhkan untuk membantu pelaku ekonomi agar tetap dapat bertahan dan mulai melakukan ekspansi usahanya mengambil momentum pemulihan ekonomi yang sudah semakin nyata. Reformasi struktural untuk menghapus berbagai hambatan iklim usaha dan produktivitas terus dilakukan.

Manfaatnya akan tercermin pada meningkatnya aktivitas ekonomi khususnya investasi yang menciptakan lapangan kerja.

“Momentum reformasi terus diperkuat dalam fase pemulihan ekonomi, sebagaimana tercermin dalam aturan turunan UU Cipta Kerja yang telah dirampungkan dan segera dapat diimplementasikan,” papar Febrio.

Kelanjutan fase pemulihan perekonomian Indonesia tercermin pada angka pertumbuhan PDB kuartal IV/2020 sebesar -2,19 persen (yoy). Hal ini lebih baik
dibandingkan kinerja dua triwulan sebelumnya yang mencatat kontraksi -5,32 persen di kuartal II dan -3,49 persen di kuartal III.

Secara keseluruhan, kinerja ekonomi nasional di sepanjang 2020 tercatat tumbuh sebesar -2,07 persen (yoy). Febrio menuturkan realisasi pertumbuhan ekonomi tersebut berada dalam rentang proyeksi pemerintah di kisaran -2,2 persen s.d -1,7 persen.

"Ini lebih baik dibandingkan banyak negara di ASEAN maupun G20 yang mengalami kontraksi cukup dalam," katanya.

Seperti diketahui, Amerika Serikat mengalai kontraksi -3,5 persen; Jerman sebesar -5,0 persen; Rusia -3,1 persen; Singapura -5,8 persen; dan Filipina - 9,5 persen. Capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Korea -1,0 persen, China 2,3 persen, dan Vietnam 2,9 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper