Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tantangan Ketat, Unilever Pasang Target Penjualan di Kisaran Normal

Perusahaan mengatakan bahwa mereka kembali ke target sebelumnya, menjadi 5 persen dari sebelumnya 3 persen di tahun lalu.
Produk Unilever dipajang di sebuah toko kelontong di India/ Bloomberg
Produk Unilever dipajang di sebuah toko kelontong di India/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Unilever Plc mengembalikan perkiraan untuk pertumbuhan penjualannya, seiring dengan pulihnya kepercayaan pada kemampuan perusahaan untuk keluar dari pandemi dengan lebih kuat.

Perusahaan mengatakan bahwa mereka kembali ke target sebelumnya, menjadi 5 persen dari sebelumnya 3 persen di tahun lalu.

Meskipun laba diperkirakan naik pada tingkat yang lebih cepat, saham perusahaan turun sebanyak 4,4 persen di London karena kekhawatiran bahwa biaya restrukturisasi dan harga bahan baku yang lebih tinggi akan mengikis profitabilitas.

Setelah pandemi menyebabkan pertumbuhan pendapatan terlemah dalam hampir dua dekade tahun lalu, Chief Executive Officer Unilever Alan Jope menjadi lebih optimistis dalam meningkatkan prospek untuk Amerika Serikat, China, dan India, tiga negara yang menyumbang sepertiga dari penjualannya.

Jope juga menentukan prioritas baru, termasuk makanan nabati dan produk kecantikan kelas atas, mencari pertumbuhan yang lebih cepat dari kategori yang semakin populer dengan pembeli milenial.

Laporan pendapatannya menunjukkan dampak dramatis dari virus Corona pada permintaan produk kebersihan dan pembersih perusahaan, yang meliputi sabun Lifebuoy dan pembersih toilet Domestos.

Bruno Monteyne, seorang analis di Sanford C. Bernstein mengatakan margin Unilever meleset dari perkiraan biaya restrukturisasi. Unilever juga memperkirakan sekitar 1 miliar euro dari biaya tersebut tahun ini dan tahun depan sebelum mulai turun.

Chief Financial Officer Graeme Pitkethly mengatakan harga bahan baku mungkin akan naik lebih banyak pada 2021. Dia juga mengatakan Unilever mengantisipasi mata uang akan melemah di pasar negara berkembang yang telah terpukul paling parah oleh Covid-19, semakin menghambat pertumbuhan pendapatan.

“Kami harus berada di puncak permainan kami dalam penentuan harga memasuki tahun 2021,” kata Pitkethly, dilansir Bloomberg, Kamis (4/2/2021).

Jope juga memprioritaskan bisnis dagang-el yang berkembang karena merek es krim Magnum dan Ben & Jerry.

Unilever juga melipatgandakan pasar utama AS, China, dan India, yang menurut perusahaan akan mendorong pertumbuhan jangka pendek. Bulan lalu, afiliasinya di India, Hindustan Unilever Ltd., melaporkan pendapatan yang melonjak sekitar seperlima. Angka itu kurang dari yang diprediksi analis karena inflasi, yang menghambat kemampuan perusahaan untuk menaikkan harga.

Pembuat PG Tips itu mengatakan akan terus berupaya memisahkan bisnis tehnya. Manajemen Unilever mengatakan pada Oktober proses tersebut harus selesai pada akhir tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper