Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku industri Hasil Pengolahan Tembakau Lainnya (HPTL) mengharapkan kinerja yang lebih baik pada tahun ini mengingat sejumlah sentimen positif sudah terjadi.
Sekretaris Umum Asosiasi Personal Vape Indonesia (APVI) Garindra Kartasasmita mengatakan sentimen tersebut tentu dari program vaksinasi yang sudah bisa mulai digunakan yang harapannya akan mulai mengembalikan perekonomian Tanah Air. Belum lagi, saat ini sudah banyak masyarakat mulai kembali bekerja.
"Kami optimistis tahun ini akan lebih baik dan kami berharap nilai cukai bisa tembus Rp1 triliun pada akhir 2021," katanya kepada Bisnis, Kamis (4/2/2021).
Garindra juga menuturkan sejak tahun lalu tren konsumen mulai berubah pada ukuran botol 100 ml. Alhasil, dari segi jumlah botol tercatat ada penurunan karena pada 2019 diramaikan oleh ukuran 15 ml dan 30 ml.
Adapun pada tahun lalu secara data per kuartal APVI mencatat lebih dari 30 persen hasil kinerja tahunan dicapai pada kuartal I/2021. Artinya, peningkatan produksi hanya terjadi pada awal tahun saja karena secara keseluruhan tetap terjadi purunan di masa pandemi.
Sisi lain, saat ini pihaknya tengah mengawal pembentukan standar nasional Indonesia atau SNI. Kendati masih akan bersifat tidak wajib atau sukarela tetapi diharapkan akan mendorong kinerja industri.
APVI sangat berharap SNI sukarela ini betul-betul dapat menjaga kualitas hasil produk HPTL khususnya Vape seperti yang diharapkan produsen dan pengguna.
Baca Juga
Selain itu tentunya SNI akan meningkatkan kepercayaan publik bahwa produk Vape aman untuk digunakan. "Meski yang dirancang ini masih SNI sukarela kami akan kawal terus proses SNI ini," ujarnya.
Sementara itu, pemerintah menyebut saat ini tengah fokus mempelajari industri vape dan hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL). Hal itu lantaran meski baru diterapkan penerimaan cukainya memiliki tren yang positif.
Kepala Seksi Tarif Cukai dan Harga Dasar I Direktorat Teknis dan Fasilitas Cukai DJBC Putu Eko Prasetio mengatakan sebenarnya arah kebijakan terhadap cukai HPTL masih belum jelas karena banyaknya perdebatan akan produk tersebut.
Pasalnya, meski sejumlah kajian sudah merilis konsumsi HPTL lebih aman dibanding rokok tetapi belum ada rekomendasi resmi dari Kementerian Kesehatan.
"Kami senang mengikuti kajian tentang HPTL karena rekomendasi resmi yang menyatakan HPTL sebagai less harmful product belum ada sedangkan kami memandang perlu serius karena cukup menjanjikam dari segi penerimaan," katanya.
Adapun realisasi penerimaan cukai HPTL yang baru diterapkan pada Juli 2018 tercatat Rp99 miliar. Pada 2019 realisasi meningkat 331,31 persen menjadi Rp427 miliar.
Sementara pada tahun lalu, meski pandemi covid-19 meruntuhkan daya beli masyarakat tetapi realisasi penerimaan cukai HPTL tetap tumbuh 59,2 persen menjadi Rp680 miliar. Mayoritas atau 88,9 persen penerimaan disumbang oleh ekstrak dan essence tembakau (EET) cair atau vape yang mencapai Rp604,9 miliar.