Bisnis.com, JAKARTA - Pandemi Covid-19 berhasil memukul industri cairan vaporizer (vape) pada kuartal II/2020. Namun, pelaku industri masih optimistis realisasi produksi hingga akhir 2020 masih akan tumbuh signifikan.
Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI) mendata realisasi cukai hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) hingga Agustus 2020 hampir menyentuh level Rp600 miliar. Dengan kata lain, pendapatan cukai HPTL pada tahun ini akan tumbuh setidaknya 40 persen secara tahunan.
"[Pembayaran cukai] masih optimistis tumbuh, setidaknya hampir dua kali lipat tahun lalu," kata Sekretaris Umum APVI Garindra Kartasasmita kepada Bisnis, Jumat (30/10/2020).
Dia memproyeksikan nilai cukai HPTL pada 2020 bisa bertumbuh 110,97 persen menjadi Rp900 miliar. Namun, Garindra menilai pertumbuhan pembelian pita cukai tidak akan lebih dari dua kali lipat pada tahun ini.
Hal itu, menurutnya, lantaran anjloknya permintaan cairan vape pada kuartal II/2020 sebesar 50 persen dibandingkan dengan 3 bulan pertama 2020. Dengan demikian, pertumbuhan nilai pembelian pita cukai hanya akan mendekati ankga 100 persen.
Seperti diketahui, cukai HPTL pada 2019 mencapai Rp426,6 miliar dengan level produksi sekitar 2,5 juta botol per bulan. Walau pendapatan cukai hingga akhir 2020 diramalkan tumbuh hampir dua kali lipat, Garindra menilai hal tersebut tidak akan tercermin dalam volume produksi.
Baca Juga
Pasalnya, pandemi Covid-19 mengubah tren konsumen cairan vape ke kemasan yang lebih besar. Dengan kata lain, nilai pita cukai yang dibeli akan lebih besar. Oleh karena itu, Garindra meramalkan produksi cairan vape pada tahun ini akan naik menjadi sekitar 47,5 juta botol atau naik sekitar 58 persen secara tahunan.
"Pada kuartal IV/2020 kami yakini ada peningkatan [produksi] bila dibandingkan dengan kuartal sebelumnya maupun secara tahunan," ucapnya.
Di sisi lain, industri HPTL khususnya industri vaporizer (vape) tidak akan mengalami kenaikan cukai pada 2021. Asosiasi menilai hal tersebut disebabkan oleh kontribusinya yang terlampau kecil dibandingkan dengan industri rokok.
"Kami sudah bicarakan juga soal ini dengan teman-teman di pemerintahan. Banyak faktor [industri HPTL tidak dinaikkan cukainya]. Salah satunya karena pasar HPTL masih sangat kecil dari total cukai keseluruhan," ujar Sekretaris Umum APVI Garindra Kartasasmita kepada Bisnis, Selasa (27/10/2020).
Adapun, Garindra mendata industri vape telah membeli pita cukai senilai Rp350 miliar pada kuartal I/2020. Dengan kata lain, kontribusi cukai HPTL baru mencapai 1,2 persen dari total nilai cukai kuartal I/2020.
Dengan demikian, Garindra menyatakan perubahan pada cukai HPTL hampir tidak berdampak ke nilai cukai secara keseluruhan.
Terpisah, Aliansi Pengusaha Pengantar Nikotin Elektronik Indonesia (Appnindo) meminta agar pemerintah membuat kebijakan cukai yang berkeadilan. Asosiasi ini menekankan pada struktur dan beban cukai bagi produk hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL).