Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan induk Google, Alphabet Inc. melaporkan bahwa laba kuartalannya naik secara signifikan sekitar 50 persen menjadi US$15,2 miliar pada akhir tahun lalu karena bisnis iklan digitalnya berkembang pesat.
Pendapatan Alphabet dalam tiga bulan terakhir tahun lalu mencapai hampir US$57 miliar, dibandingkan dengan US$46 miliar pada periode yang sama pada 2019.
"Kuartal yang kuat didorong oleh Penelusuran dan YouTube, karena aktivitas konsumen dan bisnis pulih dari awal tahun," kata kepala keuangan Alphabet Ruth Porat dalam rilis pendapatannya, dilansir The Strait Times, Rabu (3/2/2021).
Google adalah salah satu raksasa teknologi yang telah berkembang saat orang-orang terjebak di rumah karena pandemi dan bergantung pada Internet serta kemampuan komputasi untuk bekerja, sekolah, berbelanja, dan bersosialisasi.
"Ketiga lini bisnis iklan utama Google mengungguli perkiraan kami, termasuk YouTube," kata analis intelijen eMarketer, Nicole Perrin.
Pendapatan iklan yang terkait dengan pencarian online naik lebih dari 17 persen di Google, menurut Perrin.
Baca Juga
Secara keseluruhan, Google mengambil lebih dari US$46 miliar pendapatan dari iklan digital, dengan US$ 6,9 miliar dari uang itu dihasilkan dari bisnis periklanan yang berkembang di platform berbagi video global YouTube, menurut laporan pendapatan.
Unit komputasi awan di Google menghasilkan US$3,8 miliar pada kuartal tersebut, dibandingkan dengan pendapatan sebesar US$ 2,6 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pandemi ini diyakini telah mempercepat peralihan bisnis, toko, dan orang-orang pada umumnya untuk mengandalkan layanan komputasi awan.
"Hasil kuat kami pada kuartal ini mencerminkan manfaat produk dan layanan kami bagi orang-orang dan bisnis, serta percepatan transisi ke layanan online dan cloud," kata CEO Alphabet dan Google Sundar Pichai.
"Kami melihat peluang yang signifikan untuk menjalin kemitraan yang berarti karena bisnis semakin melihat ke masa depan digital," lanjutnya.
Sementara keuntungan finansial, dominasi Google dalam periklanan online telah menempatkannya sebagai bidikan sejumlah regulator yang prihatin tentang pengaruh perusahaan.
Google menjadi salah satu target dari tiga tuntutan hukum antimonopoli di AS yang menuduhnya menyalahgunakan posisinya.
Regulator khawatir bahwa mesin pencari raksasa Silicon Valley, platform iklan, layanan pemetaan, sistem operasi seluler Android, dan penawaran lainnya memberikan keuntungan yang tidak adil.
Di seluruh dunia, Google berada di jalur yang tepat untuk memperoleh pendapatan iklan digital sebesar US$ 116,7 miliar tahun ini, meningkat 18,4 persen dari 2020, menurut perkiraan oleh pelacak industri eMarketer.