Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Orang Asing Beli Apartemen di Singapura Terendah dalam 17 Tahun

Pembelian apartemen nonpemerintah di Singapura oleh orang asing anjlok. Lockdown yang diterapkan berbagai negara menjadi penyebab utama calon pembeli tak bisa ke Singapura. Untuk membeli properti mewah terdapat kecenderungan peminat merasa perlu melihatnya secara langsung sebelum memastikan bertransaksi.
Deretan apartemen mewah di Singapura/Reuters
Deretan apartemen mewah di Singapura/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Orang asing yang membeli apartemen swasta di Singapura menurun ke level terendah dalam 17 tahun pada 2020 karena lockdown di berbagai negara menghalangi mereka untuk datang ke negara kota tersebut.

Pembelian turun menjadi 742 unit sepanjang tahun lalu, menurut perusahaan konsultan real estat ERA Realty Network dan OrangeTee & Tie.

Itu terendah sejak 2003, ketika penghuni tidak tetap membeli 671 unit, berdasarkan analisis data pemerintah per 26 Januari yang memperhitungkan apartemen baru, sub-penjualan, dan bekas.

Lockdown 2 bulan di Singapura tahun lalu menghentikan bisnis apartemen. Bahkan ketika negara itu mengurangi pembatasan akibat virus Covid-19, pembatasan perbatasan sebagian besar masih diterapkan secara global, mencegah orang asing bepergian ke Singapura.

Christine Sun, wakil presiden senior penelitian dan analitik di OrangeTee & Tie, mengatakan untuk properti mewah, banyak pembeli lebih suka memeriksa secara fisik tempat atau mengunjungi show-flat sebelum membeli.

"Tahun lalu banyak pembeli luar negeri tidak dapat melakukan perjalanan ke Singapura untuk melihat properti secara langsung yang mungkin mengakibatkan penurunan dalam pembelian apartemen oleh orang asing," paparnya.

Pembelian apartemen nonpermanen pada tahun lalu menyumbang hanya 4,1 persen dari total penjualan, terendah dalam lebih dari 2 dekade, menurut data pemerintah yang dikumpulkan oleh ERA Realty Network dan OrangeTee & Tie.

Warga Singapura saat ini merupakan proporsi pembeli terbesar, menurut data pemerintah. Kontribusi dari grup itu naik 2 poin persentase menjadi 80,2 persen pada tahun lalu dibandingkan dengan 2019.

Nicholas Mak, kepala penelitian dan konsultasi di unit APAC Realty ERA, menyebutkan bahwa penjualan oleh orang asing secara bertahap dapat meningkat dengan peluncuran vaksin dan pengembang meluncurkan lebih banyak proyek tahun ini setelah menahan pada 2020.

Sementara pembelian oleh orang China, di luar penduduk permanen, turun menjadi 215 tahun lalu dari 339 pada 2019. “Mereka masih banyak ke Singapura karena stabilitas politik, keuangan, dan hukumnya. Singapura dipandang sebagai salah satu negara paling bersahabat bagi pembeli China,” kata Mak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper