Bisnis.com, JAKARTA – Konsorsium Patimban sebagai operator pemenang lelang Pelabuhan Patimban versi Indonesia menargetkan untuk segera membuat anak usaha patungan atau joint venture (JV) dengan Jepang paling lambat pada Juni 2021.
Juru Bicara Konsorsium Patimban Yukki Nugrahawan Hanafi mengatakan sesuai jadwal yang telah ditargetkan pembentukan konsorsium Patimban akan dilakukan antara Maret hingga paling lambat Juni 2021.
Yukki, yang juga Wakil Direktur Utama PT Indika Logistics & Support Services (ILSS), menuturkan secara berurutan setelah dasar hukum pembentukan konsorsium sebagai Badan Usaha Pelaksana diselesaikan, pihaknya akan segera menandatangani kontrak dengan Kementerian Perhubungan untuk mengelola pelabuhan internasional di Subang, Jawa Barat tersebut. Setelah itu pihaknya akan memfinalisasikan dengan calon mitra dari Jepang.
“Maret dan Paling lambat Juni ini kita paralel dan semua masih dalam jadwal yang ditentukan. Setelah JV selesai lalu tanda tangan dengan perhubungan baru setelah itu JV dengan Jepang,” ujarnya, Selasa (26/1/2021).
Kemenhub telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut selaku Penanggung Jawab Proyek Kerja Sama (PJPK) Proyek KPBU Pelabuhan Patimban Nomor KP.910/DJPL/2020 pada 29 Desember 2020 tentang Penetapan Hasil Penunjukkan Langsung Pengadaan Badan Usaha Pelaksana Proyek KPBU Pelabuhan Patimban.
Selanjutnya, Konsorsium Patimban yang terdiri dari PT CTCorp Infrastruktur Indonesia, PT Indika Logistic & Support Services, PT U Connectivity Services, dan PT Terminal Petikemas Surabaya, akan membentuk Badan Usaha Pelaksana dan melaksanakan proyek dengan skema KPBU selama 40 tahun sejak tanggal operasi tahap 1.
Baca Juga
Guna melaksanakan proyek pengelolaan Pelabuhan Patimban, total nilai biaya modal yang disepakati dalam kerja sama yaitu sekitar Rp18,9 triliun dan total nilai biaya operasional sekitar Rp64,3 triliun.
Sebelumnya, Juru Bicara Kementerian Perhubungan Adita Irawati mengatakan Kementerian Perhubungan telah menetapkan CT Corp sebagai operator pemenang Patimban. Selanjutnya, kata dia, konsorsium tersebut bisa mengundang mitra yang membutuhkan, termasuk jika Jepang tertarik untuk masuk.
Pernyataan tersebut menanggapi harapan Minister of Economic Affairs of the Embassy of Japan Tadayuki Miyashita agar konsorsium Jepang dan konsorsium Indonesia ini dapat membentuk kerja sama sebagai Indonesia-Jepang joint operator dalam waktu dekat, sebagaimana yang sudah disepakati Presiden Indonesia dan Perdana Menteri Jepang.