Bisnis.com, JAKARTA - Bio Farma memastikan telah memproduksi lebih lanjut 4 juta dosis vaksin Covid-19 berbahan baku Sinovac, melengkapi pasokan vaksin Covid-19 dalam kemasan finish product sebanyak 3 juta dosis yang sudah diterima dari pabrikan China tersebut pada Desember 2020.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan kolaborasi dengan Sinovac itu melalui dua mekanisme, yaitu impor dalam bentuk barang jadi (finished product single dose) yang diperuntukan front liner di Indonesia, dan impor dalam bentuk bulk atau konsentrat vaksin.
"Dari bulk ini, akan diproses lebih lanjut di fasilitas fill and finish yang ada di Bio Farma,” ujar Honesti seperti dikutip dari keterangan pers Bio Farma, Selasa (26/1/2021).
Pasokan vaksin impor dari Sinovac dalam bentuk barang jadi yang telah diterima Indonesia pada Desember 2020 itu sebanyak 3 juta dosis, yang mana 1,2 juta dosis di antaranya sudah terdistribusi ke 34 provinsi, dan sisanya 1,8 juta dosis mulai didistribusi tahap 2 pada pekan lalu ke 34 Provinsi.
Berikutnya, vaksin impor dalam bentuk bulk dari Sinovac telah diterima pada 12 Januari 2021 sebanyak 15 juta dosis. Menurutnya, sampai dengan Jumat (21/1/2021), sebanyak 4 juta dosis di antaranya sudah selesai diproduksi lebih lanjut menjadi barang jadi.
"Status produk- produk tersebut, saat ini sedang dalam tahap proses quality control, yang akan dikirimkan ke Badan POM untuk mendapatkan lot release agar dapat didistribusikan, dan diperkirakan sampai dengan Februari 2021, akan siap sebanyak 4 juta dosis vaksin,” kata Honesti.
Baca Juga
Dengan demikian, masih ada bahan baku sebanyak 9 juta dosis yang menunggu proses produksi lebih lanjut.
Menurutnya, vaksin dalam bentuk bulk dari Sinovac merupakan bagian dari 140 juta dosis yang akan diterima secara bertahap oleh Bio Farma. "Tahap pertama pengiriman bahan baku ini, sudah kami terima sebanyak 15 juta dosis pada 12 Januari 2021."
Indonesia membutuhkan vaksin Covid-19 untuk 181,5 juta penduduknya, atau setara dengan 426 juta dosis. Untuk mengantisipasi kelangkaan pasokan vaksin Covid-19 dari produsen Covid-19, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Permenkes Nomor HK.01.07/MENKES/12758/2020 tentang Penetapan Jenis Vaksin untuk Pelaksanaan Vaksinasi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Dari Permenkes tersebut, pasok vaksin akan didapat dari PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, China National Pharmaceutical Group Corporation (Sinopharm), Moderna, Pfizer Inc., BioNTech, Sinovac Life Sciences Co., Ltd, dan Novovax.
Tentunya keseluruhan vaksin Covid-19 tersebut, harus melaporkan hasil Uji Klinis 1 sampai dengan 3, dan mendapatkan EUA dari Badan POM.
Untuk dapat memenuhi kebutuhan vaksin Covid-19 tersebut, Bio Farma sudah melaksanakan amendemen supply agreement yang ditandatangani oleh Dirut Honesti Basyir pada 30 Desember 2020, dengan perusahaan farmasi asal Kanada, AstraZeneca, dan Novovax, masing-masing sebanyak 50 juta dosis. Untuk AstraZeneca, diperkirakan akan mendapatkan Emergency Use Authorization (EUA) pada dari Badan POM pada April 2021.