Bisnis.com, JAKARTA — Ciputra Group melalui proyek Ciputra Beach Resort, Tabanan, Bali, melansir klaster baru bertajuk Resvara. Peluncuran klaster ini dilaksanakan menyusul keberhasilan dua klaster sebelumnya yakni Nivata dan Sadana yang hanya menyisakan enam unit.
“Peluncuran Cluster Resvara yang kini dalam masa pre-sale adalah untuk mengakomodasi permintaan segmen atas yang mengincar properti berkonsep resor dekat pantai, yang pada masa pandemi ini ada peningkatan,” ujar General Manager Ciputra Group Andreas Raditya melalui siaran pers, Senin (22/1/2021).
Menurutnya, proyek yang dikembangkan di Tabanan, Bali kini tak hanya sebagai hunian, tetapi juga sebagai vila dengan konsep resor yang berada di bibir pantai.
Luas lahan pengembangannya mencapai 80 hektare dengan garis pantai mencapai 1,7 kilometer sehingga memiliki pemandangan yang menawan dan juga dikelilingi oleh pendangan khas Bali dengan sawah berpetak-petak.
Raditya menjelaskan bahwa klaster Resvara dikembangkan di lahan seluas 7,2 hektare yang berada di timur kawasan Ciputra Beach Resorts. Total unit klaster ini adalah 190 unit, tetapi dalam tahap pertama dipasarkan 90 unit terdiri atas rumah dan kaveling. Rumah ditawarkan dalam dua tipe, Askana (105/76) dan Svana (200/125).
Marketing Supervisor Ciputra Beach Resort Maharani Sanjaya menambahkan bahwa pada masa pre-sale sudah sekitar 30 nomor urut pemesanan (NUP) dan harganya masih estimasi. Untuk Askana berkisar Rp2,30 miliar dan Svana seharga Rp4,26 miliar, dan kaveling mulai Rp1,70 miliar.
Baca Juga
“Pre-sale berlangsung hingga Maret atau April 2021. Tahap pertama kami berharap tahun ini dapat sold out dengan transaksi senilai Rp250 miliar untuk klaster ini,” katanya.
Sanjaya optimistis produk baru ini memiliki potensi pasar, terbuktikan sekitar 30 persen unit sudah dipesan. Menariknya hampir sebagian besar konsumen tersebut melakukan pemesanan NUP melalui daring karena kebanyakan mereka berada di luar Bali, seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Optimisme ini tentunya dengan segudang alasan karena hingga kini Bali merupakan destinasi wisata favorit nomor satu dunia dan kawasan investasi properti yang menjanjikan. Pada 2019, jumlah kunjungan wisatawan mencapai 16,3 juta orang. Angka ini meningkat dari sebelumnya 15 juta orang. Sekitar 40 persen di antaranya merupakan wisatawan asing.
Selain itu, menurut Sanjaya, nilai prestige memiliki investasi properti di Bali sangat tinggi. Bali adalah kawasan wisata tingkat dunia, ada kebanggaan membeli properti di Bali. Tetap eksisnya pasar properti mewah di Bali juga terkonfirmasi dari penjualan Ciputra Beach Resort tahun lalu yang tetap positif walau pandemi dengan nilai sekitar Rp102 miliar dari target sebesar Rp85 miliar.
Lebih lanjut, Sanjaya menjelaskan bahwa Bali sebagai destinasi wisata internasional saat ini pembangunan infrastrukturnya kian berkembang. Tingginya minat investor untuk memiliki properti di Bali, tidak terlepas dari pembangunan infrastruktur konektivitas yang tengah pemerintah.
Salah satunya adalah rencana pembangunan jalan tol Gilimanuk—Denpasar. Jalan tol kedua di Bali setelah tol Bali Mandara tersebut dibangun untuk mendukung pengembangan wilayah di Bali bagian barat dengan akan adanya peningkatan konektivitas dari Pelabuhan Gilimanuk hingga ke Metropolitan Sarbagita yang kerap mengalami kemacetan.
Pembangunan ruas tol ini sangat diperlukan untuk meningkatkan logistik dan juga sebagai jalur wisata. Jalan tol ini dirancang sepanjang 95 kilometer. Tahap pertama akan menghubungkan kawasan Pekutatan—Soka. Tahap selanjutnya Soka—Mengwi lalu tahap ketiga dari Gilimanuk—Pekutatan.