Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Calon Menkeu AS Janet Yellen Buka Perdebatan soal Stimulus US$1,9 Triliun

Dalam keterangan di hadapan Komite Keuangan Senat AS, Selasa waktu setempat, Yellen mengatakan bahwa banyak pengeluaran diperlukan untuk melawan pandemi.
Calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen /Reuters-Jonathan Ernst
Calon Menteri Keuangan AS Janet Yellen /Reuters-Jonathan Ernst

Bisnis.com, JAKARTA - Calon Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen menyebutkan soal era suku bunga yang bertahan lama saat menyampaikan argumen pembuka proposal bantuan Covid-19 senilai US$1,9 triliun pemerintahan Joe Biden.

Dalam keterangan di hadapan Komite Keuangan Senat AS, Selasa waktu setempat, Yellen mengatakan bahwa banyak pengeluaran diperlukan untuk melawan pandemi, sambil menenangkan kekhawatiran tentang utang yang diciptakan dari stimulus itu.

"Dunia telah berubah. Dalam lingkungan suku bunga yang sangat rendah seperti yang kita alami, apa yang kita lihat adalah bahwa meskipun jumlah utang relatif meningkat terhadap perekonomian, beban bunga tidak," kata Yellen di depan Kongres, dilansir Bloomberg, Rabu (20/1/2021).

Dalam mendorong proposal bantuan dan paket tindak lanjut yang akan diresmikan bulan depan, Biden berharap untuk menghindari terulangnya pemulihan ekonomi yang lambat dari krisis keuangan belasan tahun lalu. Saat itu, ketika menjadi wakil presiden, pengetatan anggaran yang terlalu dini menunda pemulihan penuh di pasar kerja selama bertahun-tahun.

"Hal terpenting yang dapat kami lakukan adalah mengalahkan pandemi, memberikan bantuan kepada rakyat Amerika [Serikat] dan melakukan investasi jangka panjang yang membuat ekonomi tumbuh dan bermanfaat bagi generasi mendatang," lanjutnya.

Dia menambahkan bahwa kegagalan untuk mengatasi krisis kemungkinan besar akan membuat AS berada di tempat yang lebih buruk secara fiskal.

Namun demikian, argumennya tidak membuat kemajuan untuk memancing persetujuan Partai Republik. Dukungan dari Republik akan dibutuhkan untuk mempercepat lolosnya RUU stimulus.

"Meskipun kami memiliki bunga yang relatif rendah hari ini dan mengetahui bahwa hal itu dapat berubah, kami tidak boleh terlalu nyaman,” kata Senator Ohio Rob Portman. Dia menggambarkan rasio utang terhadap produk domestik bruto sudah mengkhawatirkan.

John Thune, Senat dari Partai Republik mengatakan bahwa argumen suku bunga rendah terdengar seperti uang cuma-cuma. Namun kenyataannya adalah hal itu perlu dibayar di masa mendatang. Ketika suku bunga normal, biaya pendanaan akan naik.

Yellen meyakinkan bahwa dia akan mengawal kesehatan fiskal dalam diskusi administrasi Biden tentang anggaran. Dia juga berjanji untuk menempatkan keuangan federal pada jalur jangka panjang yang berkelanjutan.

Gubernur Federal Reserve Jerome Powell menyampaikan dalam sambutannya minggu lalu bahwa pihaknya belum benar-benar memasukkan ke suku bunga rendah ke kebijakan fiskal.

Namun, Yellen mengindikasikan akan ada perdebatan mengenai hal itu. Dia mengatakan biaya pinjaman akan membantu mengelola hal-hal di luar jangka pendek. "Saya yakin masa depan akan membawa suku bunga rendah untuk waktu yang lama," ujarnya.

Yellen, yang akan menjadi wanita pertama yang mengepalai Departemen Keuangan dan memiliki latar belakang sebagai ekonom, berulang kali memperjuangkan rencana belanja Biden, yang mencakup kenaikan upah minimum dan cuti medis beserta keluarganya.

Dia mengatakan belanja untuk mempercepat vaksinasi, bersama dengan bantuan untuk pengangguran dan bisnis kecil, akan memberikan manfaat terbesar.

Yellen juga menyiratkan perubahan signifikan akan datang setelah dia mengambil kemudi Departemen Keuangan. Dia berjanji untuk mempekerjakan staf yang beragam.

Selain itu, dia juga berjanji untuk menunjuk seorang pejabat senior dalam memimpin upaya perubahan iklim dan untuk mendirikan pusat di Departemen Keuangan untuk melihat risiko pada sistem keuangan dan insentif kebijakan pajak untuk mengatasi perubahan iklim. Namun, prioritas utama adalah paket penyelamatan ekonomi berikutnya.

"Pemerintahan ini akan menempatkan prioritas tertinggi dalam waktu dekat, berusaha sekuat tenaga untuk merangsang ekonomi kembali ke tempat semula," kata Mickey Levy, kepala ekonom untuk AS dan Asia di Berenberg Capital Markets.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper