Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah optimistis bisa memastikan ketersediaan vaksin Covid-19 agar sesuai dengan target yang telah diperhitungkan.
Namun, bukan berarti upaya pemenuhan target sebanyak 426 juta dosis vaksin tahun ini terlepas begitu saja dari pekerjaan rumah.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 dari Kemenkes Siti Nadia Tarmidzi mengatakan pemerintah memiliki estimasi sebanyak 92 juta dosis vaksin yang belum pasti didapatkan dari total target 426 juta dosis untuk mencukupi kebutuhan 181 juta orang.
“Estimasi pemerintah masih ada 92 juta dosis vaksin yang masih diupayakan bisa didapat tahun ini. Kalau sesuai dengan peta jalan awal, secara keseluruhan baru akan diterima pada kuartal I/2022. Ini yang masih menjadi PR,” kata Nadia kepada Bisnis, Rabu (20/1/2021).
Pemenuhan ketersediaan ini mesti dikebut setelah Presiden Joko Widodo mematok target program vaksinasi rampung dalam waktu 1 tahun. Adapun, sebelumnya menjadwalkan program tersebut rampung dalam waktu 15 bulan sejak pertama kali disuntikkan 13 Januari 2021.
Sejak awal, lanjut Nadia, pemerintah menyadari terdapat gap antara kebutuhan dan ketersediaan vaksin. Tetapi, berbagai upaya melalui diplomasi baik secara bilateral maupun multilateral akan ditempuh oleh pemerintah demi mencapai target.
Baca Juga
Posisi Indonesia sendiri bisa dikatakan tidak cukup mudah dalam memastikan ketersediaan vaksin. Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya sempat menyoroti kendala pembelian vaksin yang dihadapi, yaitu tingginya permintaan sedangkan produksi terbatas.
Tidak hanya Indonesia, perihal tersebut pun juga menjadi kekhawatiran World Health Organization (WHO) yang mengkhawatirkan ketimpangan porsi vaksin antara negara berpendapatan menengah ke atas dan menengah ke bawah.
Bahkan, dalam laporan yang dirilis oleh People’s Vaccine Alliance pada Desember 2020, diperkirakan sebanyak 67 negara miskin hanya bisa memeroleh vaksin dengan perbandingan 1 per 10 dari total masing-masing populasi.
Kendati sulit, peluang bagi Indonesia untuk dapat memenuhi ketersediaan vaksin masih terbuka.
Seperti diketahui, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjadi salah satu Ketua Bersama Covax Advance Market Commitment Engagement Group (COVAX-AMC EG).
“Kementerian Luar Negeri [Kemenlu] memiliki peranan yang sangat penting dalam melakukan berbagai negosiasi dan diplomasi untuk mendapatkan vaksin ini. Posisi Menteri Luar Negeri [Retno Marsudi] sangat strategis. Tentunya ada privilege-nya sebagai negara yang ada di dalam kepengurusan COVAX-AMC EG," jelasnya.