Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investigasi Sriwijaya Air SJ-182: AS dan Singapura Ikut Terlibat

KNKT melaporkan pihak Amerika Serikat dan Singapura juga ikut terlibat dalam proses investigasi Sriwijaya Air SJ-182.
Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 (Yontaifib) Korps Marinir TNI AL melakukan operasi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 pada hari keempat dengan menggunakan pinker finder di dalam perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021)./Antararn
Prajurit Batalyon Intai Amfibi 1 (Yontaifib) Korps Marinir TNI AL melakukan operasi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ182 pada hari keempat dengan menggunakan pinker finder di dalam perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, Selasa (12/1/2021)./Antararn

Bisnis.com, JAKARTA - Lima pihak yang berasal dari Amerika Serikat dan Singapura terlibat dalam proses investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air (SJ-182) bersama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Capt. Nurcahyo Utomo mengatakan pada pekan lalu sejumlah pihak telah menurunkan tim yang berpartisipasi dalam investigasi SJ-182. Pemerinciannya, sebanyak empat orang Dewan Keselamatan Transportasi Amerika (NTSB), empat orang dari produsen pesawat Boeing, dua orang dari lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat (FAA), dan satu dari General Electric sebagai pabrik pembuat mesin.

Di luar tim dari negeri Paman Sam, Singapura melalui Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) juga terlibat sesuai dengan perjanjian kerja sama negara Asean.

“Jadi total dari Amerika Serikat sebanyak 11 orang. Hal ini sesuai ketentuan ICAO Annex 13 yakni negara pembuat dan pendesain pesawat berhak berpartisipasi dalam investigasi. Berpartisipasi dalam investigasi juga Singapura sesuai kerja sama negara asean,” ujarnya mellaui keterangan video yang dikutip pada Selasa (19/1/2021).

KNKT akan menghadirkan laporan awal investigasi dalam waktu 30 hari. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan internasional, untuk memberi laporan awal kepada publik selambat-lambatnya 30 hari, sejak kecelakaan terjadi.

Namun, lanjutnya, dalam 30 hari itu, mungkin belum termasuk analisa KNKT, karena membutuhkan waktu untuk mengungkap penyebabnya seperti apa, masalahnya di mana, atau pemeliharaannya bagaimana, semua pasti akan diungkapkan.

Sebelumnya, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena juga mengharapkan CVR (Cockpit Voice Recorder) juga dapat segera ditemukan. Lewat penemuan ini, besar harapannya agar proses investigasi penyebab kecelakaan SJ-182 dapat segera diungkap, dan menjadi panduan dunia aviasi ke depannya. Selain itu, bisa menghentikan seluruh spekulasi yang beredar di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper