Bisnis.com, JAKARTA - Lima pihak yang berasal dari Amerika Serikat dan Singapura terlibat dalam proses investigasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air (SJ-182) bersama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan Capt. Nurcahyo Utomo mengatakan pada pekan lalu sejumlah pihak telah menurunkan tim yang berpartisipasi dalam investigasi SJ-182. Pemerinciannya, sebanyak empat orang Dewan Keselamatan Transportasi Amerika (NTSB), empat orang dari produsen pesawat Boeing, dua orang dari lembaga regulator penerbangan sipil di Amerika Serikat (FAA), dan satu dari General Electric sebagai pabrik pembuat mesin.
Di luar tim dari negeri Paman Sam, Singapura melalui Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) juga terlibat sesuai dengan perjanjian kerja sama negara Asean.
“Jadi total dari Amerika Serikat sebanyak 11 orang. Hal ini sesuai ketentuan ICAO Annex 13 yakni negara pembuat dan pendesain pesawat berhak berpartisipasi dalam investigasi. Berpartisipasi dalam investigasi juga Singapura sesuai kerja sama negara asean,” ujarnya mellaui keterangan video yang dikutip pada Selasa (19/1/2021).
KNKT akan menghadirkan laporan awal investigasi dalam waktu 30 hari. Hal tersebut sesuai dengan ketentuan internasional, untuk memberi laporan awal kepada publik selambat-lambatnya 30 hari, sejak kecelakaan terjadi.
Namun, lanjutnya, dalam 30 hari itu, mungkin belum termasuk analisa KNKT, karena membutuhkan waktu untuk mengungkap penyebabnya seperti apa, masalahnya di mana, atau pemeliharaannya bagaimana, semua pasti akan diungkapkan.
Baca Juga
Sebelumnya, Direktur Utama Sriwijaya Air Jefferson Jauwena juga mengharapkan CVR (Cockpit Voice Recorder) juga dapat segera ditemukan. Lewat penemuan ini, besar harapannya agar proses investigasi penyebab kecelakaan SJ-182 dapat segera diungkap, dan menjadi panduan dunia aviasi ke depannya. Selain itu, bisa menghentikan seluruh spekulasi yang beredar di masyarakat.