Bisnis.com, JAKARTA – Peristiwa meninggal dunianya 29 orang lanjut usia (lansia) di Norwegia setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 merek Pfizer layak mendapatkan perhatian.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio mengatakan meskipun dari 29 kasus meninggal dunia tidak semuanya terkait dengan Pfizer, hal tersebut tidak menutup kemungkinan proses vaksinasi lebih lanjut bisa ditunda.
"Pasalnya, mungkin saja dari sekian banyak kasus ada yang terkait. Namun, misalnya ada satu saja kasus yang terkait, tentunya akan membuat pihak otoritas melakukan penundaan sampai ada kesimpulan, apakah bisa dimitigasi atau tidak, dan seberapa besar risikonya," ujar Amin kepada Bisnis, Selasa (19/1/2021).
Dia menambahkan setiap kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) yang signifikan akan dilanjutkan dengan proses penyelidikan untuk memastikan apakah kejadian betul-betul terkait atau hanya sebatas koinsiden, sebelum kemudian disimpulkan sebab-akibatnya.
Di Indonesia, lanjutnya, semua informasi terkait dengan kejadian di Norwegia disebut juga akan dikaji oleh pihak otoritas di Tanah Air, dalam hal ini Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), untuk menjajaki pemenuhan kriteria aman dan efektif dari vaksin yang akan diberikan kepada masyarakat.
Menurut Amin, dengan adanya rekomendasi yang diberikan oleh badan pengawasan obat dan makanan asing yang bekerja sama dengan BPOM, bukan berarti tidak dilakukan pengkajian lebih lanjut sebelum izin penggunaan dikeluarkan.
"Tetap, meskipun sudah ada rekomendasi, vaksin tidak akan diberikan sebelum BPOM memberikan izin," kata Amin.
Sebagai informasi, pada 12 Januari 2021 Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan para lansia rencananya mendapatkan suntikan sekitar Maret-April 2021 jika Pfizer dan AstraZaneca tiba di Tanah Air pada periode tersebut.