Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah mematok target investasi dari subsektor minyak dan gas bumi pada tahun ini sebesar US$17,59 miliar atau lebih kurang Rp246,26 triliun (kurs Rp14.00 per dolar AS) yang akan dikontribusikan dari sektor hulu dan hilir.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Tutuka Ariadji mengatakan bahwa investasi pada tahun ini meningkat cukup tajam. Adapun, pada tahun lalu target investasi yang dipatok hanya US$13,63 miliar.
Tutuka memaparkan bahwa investor dari sektor hulu migas diproyeksikan meningkat sekitar US$2,10 miliar dari US$10 miliar pada tahun lalu. Sementara itu, dari sektor hilir diproyeksikan meningkat menjadi US$5,20 miliar dibandingkan dengan US$1,8 miliar dari tahun lalu.
"Ini terutama hilir ini adanya GRR tadi dan RDMP Balongan Cilacap dan satu lagi. Hulu itu untuk maintance sekitar 66 persen. Kemudian, tahun ini juga eksplorasi belum begitu menambah, masih sekitar 6 persen," ujarnya dalam paparan yang digelar pada Senin (18/1/2021).
Tutuka menyatakan bahwa pemerintah optimistis target realisasi pada tahun ini bisa dicapai dengan strategi yang disiapkan untuk meningkatkan investasi di subsektor migas.
Dalam meningkatkan investasi di hulu migas, pemerintah menerapkan fleksibilitas skema kontrak cost recovery dan gross split. Lalu, promosi potensi 128 cekungan di Indonesia dan 68 cekungan yang belum dikembangkan.
Baca Juga
Selain itu, skema usulan insentif untuk pengembangan daerah remote dan laut dalam, serta peningkatan investasi kegiatan migas nonkonvensional (MNK).
Sementara itu, dari sektor hilir adalah dengan kerja sama pemerintah dan badan usaha untuk pembangunan kilang. Penyederhanaan perizinan hilir migas, harga gas bumi yang terjangkau, mendorong promosi pembangungan infrastruktur migas terintegrasi, dan mendukung Kepmen No. 13/2020 tentang perubahan bahan bakar diesel ke bahan bakar gas.
"Dirjen migas berupaya menyelesaikan isu nasional terkait isu peningkatan investasi," jelasnya.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan berpendapat bahwa tidak mudah untuk mencapai target investasi tahun ini dengan kondisi harga minyak yang belum membaik secara signfikan.
Di sisi lain, untuk lapangan migas dalam yang memang sudah cukup tua dibutuhkan investasi yang besar agar produksi bisa tetap terjaga secara maksimal.
Kegiatan pengeboran tetap dijalankan sesuai dengan nilai keekonomian. Selain itu, target PNBP juga masih cukup besar dari pemerintah sehingga lifting harus tetap terjaga.