Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi penambahan infrastruktur ketenagalistrikan sepanjang 2020 sebagian besar di bawah 60 persen dari target.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana menuturkan bahwa tidak tercapainya target tersebut disebabkan dampak pandemi Covid-19.
"Semuanya di bawah 60 persen, meski tetap di atas 50 persen. Ini semua lebih banyak karena Covid-19," ujar Rida dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (13/1/2021).
Realisasi penambahan pembangkit pada 2020 hanya mencapai 2.866,6 megawatt (MW). Realisasi ini hanya mencapai 55 persen dari target yang ditetapkan sepanjang tahun, yakni 5.209,48 MW.
Menurut Rida, kondisi pandemi Covid-19 telah menyebabkan aktivitas di lapangan dan mobilitas tenaga kerja asing dalam pembangunan pembangkit menjadi terhambat. Akibatnya jadwal pengoperasian pembangkit (commercial on date/COD) terpaksa mundur dari target.
Mundurnya penyelesaian sejumlah proyek pembangkit juga turut diikuti dengan mundurnya penyelesaian pembangunan sejumlah proyek jaringan transmisi dan distribusi.
Baca Juga
Realisasi penambahan jaringan transmisi pada 2020 mencapai 2.648 kilometer sirkit (kms) atau hanya mencapai 59 persen dari target 4.459,6 kms. Sedangkan untuk penambahan jaringan distribusi hanya mencapai 27.434 kms atau 59 persen dari target sebesar 46.412 kms.
Untuk penambahan gardu induk mencapai 55 persen dari target, yakni 7.870 MVA, sementara penambahan gardu distribusi mencapai 2.590 MVA atau 81 persen dari target.
Sementara itu, realisasi investasi di sektor ketenagalistrikan hanya mencapai US$7,04 miliar atau 59 persen dari target sebesar US$11,95 miliar.