Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indonesia Berkomitmen Tingkatkan Akses Listrik Rendah Karbon

Selama 6 tahun terakhir pelayanan akses listrik terus membaik seiring dengan meningkatknya rasio elektrifikasi nasional.
Ilustrasi: Pembangkit Listrik Tenaga Air Lau Gunung, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Pembangkit ini dikelola oleh PT Inpola Meka Energi, anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk./meta
Ilustrasi: Pembangkit Listrik Tenaga Air Lau Gunung, Kabupaten Dairi, Sumatra Utara. Pembangkit ini dikelola oleh PT Inpola Meka Energi, anak usaha PT Nusantara Infrastructure Tbk./meta

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah berkomitmen memberi akses layanan listrik dengan kualitas yang baik, harga terjangkau dengan tetap memperhatikan prinsip pemerataan, efisiensi, dan dampak terhadap lingkungan.

Sesditjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Munir Ahmad mengatakan bahwa pengembangan infrastruktur ketenagalistrikan di Indonesia sampai dengan semester I/2020, telah terpasang sekitar 71 GW pembangkit, 61.000 kilometer sirkit (kms) jaringan transmisi, 150.000 MVA gardu induk, 995.000 kms jaringan distribusi, dan 61.000 kms gardu distribusi.

“Semua itu bertujuan agar seluruh masyarakat Indonesia dapat menikmati akses layanan listrik dengan kualitas yang baik dan harga yang terjangkau," ujar Munir, dikutip dari siaran pers, Rabu (13/1/2021).

Selama 6 tahun terakhir pelayanan akses listrik terus membaik seiring dengan meningkatknya rasio elektrifikasi nasional dari 2014 sebesar 14,85 persen menjadi 99,2 persen berdasarkan prognosis perhitungan 2020. Pemerintah, bahkan menargetkan rasio elektrifikasi sebesar 100 persen pada akhir 2024.

"Pemanfaatan listrik juga terus didorong untuk kegiatan produktif yang mampu untuk memutar roda perekonomian nasional," kata Munir.

Berdasarkan hasil perhitungan, prognosis konsumsi listrik per kapita nasional pada 2020 mencapai 1.089 kWh dengan proporsi pemanfaatan untuk sektor rumah tangga sebesar 38 persen, sektor industri sebesar 41 persen, sektor bisnis sebesar 15 persen, dan sisanya adalah sektor publik sebesar 6 persen.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Zufrizal
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper