Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terendah Sejak 2004, Inflasi 2020 Dianggap Masih Lebih Baik

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa kondisi ini mengambarkan lemahnya permintaan akibat daya beli masyarakat yang terdampak daya beli.
Pedagang menunjukan bawang putih di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman
Pedagang menunjukan bawang putih di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/3/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Desember 2020 mengalami inflasi sebesar 0,45 persen. Secara tahun kalender (year to date/ytd) dan tahunan, tingkat inflasi tercatat sebesar 1,68 persen.

Peneliti Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengatakan bahwa kondisi ini mengambarkan lemahnya permintaan akibat daya beli masyarakat yang terdampak daya beli.

“Apalagi dilihat dari inflasi inti yang jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Hal ini dikonfirmasi oleh data-data lain seperti misalnya kenaikan jumlah pengangguran,” katanya saat dihubungi, Senin (4/1/2021).

Yusuf menjelaskan bahwa meski begitu secara Month on Month (MoM) terjadi perbaikan dengan naiknya inflasi. Faktor pemicunya adalah mulai dilonggarkannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB). “Artinya pelonggaran PSBB juga akhirnya ikut mendorong permintaan ke level yang lebih tinggi,” jelasnya.

Menurut Rendi, inflasi yang berada di angka 1 persen sebenarnya sudah relatif baik sebab pada pertengahan tahun lalu angkanya masih lebih rendah. Padahal, angka IHK yang sebesar 1,68 merupakan yang terendah sejak 2004 atau BPS melaporkan inflasi inti.

“Namun dengan realisasi PEN [pemulihan ekonomi nasional] khususnya bantuan sosial dan UMKM yang cepat, akhirnya bisa menahan agar daya beli masyarakat khususnya untuk kelas menengah-bawah tidak terporosok lebih dalam,” ucapnya.

Lebih lanjut, Yusuf menuturkan inflasi seringkali selaras dengan kinerja pertumbuhan ekonomi. Dengan proyeksi pertumbuhan lebih tinggi, maka proyeksi inflasi juga akan ikut tergerek.

Namun, dia mengingatkan ada faktor yang perlu dicermati yakni bagaimana daya beli masyarakat bisa mengimbangi kenaikan inflasi. Inflasi seperti harga pangan, perlu diperhatikan pemerintah.

“Di samping itu, rencana kenaikan cukai rokok juga berpeluang memengaruhi dinamika inflasi di tahun ini. Inilah yang kemudian perlu dimitigasi melalui beragam bantuan kompensasi seperti misalnya bantuan langsung tunai,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper